Sabtu malam di Surabaya berubah ricuh setelah massa berbaju hitam kembali mendatangi Gedung Negara Grahadi. Aksi yang semula diwarnai dialog dengan Pangdam dan Gubernur Jawa Timur berujung pada pembakaran, penjarahan, hingga perusakan sejumlah fasilitas umum.
Berikut sederet fakta terkait kerusuhan tersebut:
Enam Fakta Kerusuhan Surabaya:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Dialog dengan Pangdam dan Gubernur Gagal Redakan Massa
Sekitar pukul 19.00 WIB, Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Rudy Saladin menemui massa dan berjanji akan menyampaikan tuntutan mereka agar polisi membebaskan pendemo yang masih ditahan. Namun, massa tidak membubarkan diri dan tetap bertahan di sekitar Grahadi. Bahkan saat Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menemui mereka sekitar pukul 20.39 WIB, situasi sempat ricuh.
"Saya harap semua dilakukan dengan baik, jangan anarkis, jangan terprovokasi," kata Khofifah.
2. Aksi Rusuh Meletus Kembali Pukul 21.27 WIB
Meski sempat mereda, kerusuhan pecah kembali pada pukul 21.27 WIB. Massa melakukan pembakaran di lima titik sekitar Grahadi. Spanduk, gapura, hingga water barrier dibakar. Massa juga menyalakan petasan dan diarahkan ke dalam kompleks Grahadi. Situasi memaksa Khofifah segera dievakuasi dengan pengawalan ketat TNI dan Polri.
3. Gedung Grahadi Bagian Barat Dibakar dan Dijarah
Massa yang semakin beringas merangsek masuk melalui gerbang barat Grahadi. Bagian bangunan barat, termasuk ruangan Wakil Gubernur Jatim, terbakar hebat. Perusuh kemudian masuk ke sejumlah ruangan, termasuk ruang wartawan, untuk menjarah barang-barang. Printer, kursi, monitor, hingga komputer desktop dibawa keluar, sementara bagian lain dirusak secara membabi buta.
4. Aparat Gabungan Bertindak dengan Gas Air Mata
Melihat situasi kian tidak terkendali, aparat gabungan TNI-Polri mengambil langkah tegas. Polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa, sementara personel TNI mengadang perusuh agar segera meninggalkan kawasan Grahadi. Aksi pemukul mundur berlangsung hingga dini hari, membuat massa berpencar ke berbagai arah, termasuk Jalan Pemuda, Jalan Panglima Sudirman, hingga Jalan Basuki Rahmat.
5. Polsek Tegalsari Jadi Sasaran Pembakaran
Kerusuhan berlanjut ke Polsek Tegalsari. Massa menyalakan petasan dan melempar cairan mudah terbakar hingga api melalap halaman serta lobi utama kantor polsek.
"Pas lewat sini, ambil foto sekalian tadi, terbakar semua ruangannya," ujar Surya (39), warga Waru, Sidoarjo.
Ia mengaku tidak tahu apakah ada korban jiwa atau luka dalam peristiwa tersebut.
6. Kerusuhan Menyebar ke Titik Lain di Pusat Kota
Setelah membakar Polsek Tegalsari, massa bergerak ke arah Jalan Gubernur Suryo. Mereka kembali membakar water barrier, kayu, dan sejumlah benda lain di putar balik Basuki Rahmat menuju Gubernur Suryo. Hingga menjelang pagi, sisa-sisa massa masih bertahan di pusat kota dengan aksi perusakan sporadis.
(hil/ihc)