Sabtu malam di Surabaya berubah mencekam usai massa kaus dan baju 'hitam-hitam' datang lagi ke Gedung Negara Grahadi. Ratusan massa perusuh itu datang melempar benda-benda yang mereka temukan dan menyalakan kembang api diarahkan ke Gedung Grahadi.
Situasi sempat mereda saat Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Rudy Saladin menemui mereka sekitar pukul 19.00 WIB. Dialog sempat terjadi dan mereka meminta Pangdam menyampaikan kepada polisi agar membebaskan pendemo yang masih diperiksa dan ditahan.
Pangdam berjanji akan menyampaikan aspirasi itu dan meminta mereka bubar. Tapi bukannya membubarkan diri, para perusuh itu ternyata tidak benar-benar pulang. Mereka masih berkerumun di sekitar Grahadi menunggu kehadiran massa yang lebih besar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aksi 'bikin rusuh' kembali terjadi sekitar pukul 20.00 WIB. Para perusuh kembali melemparkan benda-benda dan menyalakan petasan diarahkan ke Gedung Negara Grahadi. Situasi ini membuat Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menemui mereka.
![]() |
Sekitar pukul 20.39 WIB Khofifah ditemani Pangdam V Brawijaya menemui massa di depan Grahadi. Situasi sempat tak kondusif dan ada yang melempar air ke arah Khofifah saat akan menyampaikan pernyataan.
"Saya harap semua dilakukan dengan baik, jangan anarkis, jangan terprovokasi," kata Khofifah.
Namun, di tengah situasi ketika Khofifah berupaya melakukan koordinasi dengan Kapolrestabes Surabaya terkait pendemo di Grahadi yang ditangkap sehari sebelumnya, para perusuh itu mulai bergejolak.
Saat itu sekitar pukul 21.27 WIB, para perusuh terpantau bakar-bakar di 5 titik sekitar Grahadi. Situasi tambah mencekam. Spanduk, lapisan gapura, juga water barrier pembatas jalan dibakar. Massa juga kembali menyalakan petasan dan diarahkan ke dalam Grahadi.
Situasi ini yang membuat Khofifah segera dievakuasi dari massa. Gubernur perempuan pertama di Jatim itu dikawal ketat oleh petugas di bawah perlindungan tameng TNI dan Polri saat kembali memasuki Gedung Grahadi.
Baca juga: Massa Bakar Gedung Grahadi Surabaya |
Tidak berselang lama, massa yang sudah tidak terkendali merangsek melalui gerbang sebelah barat Gedung Grahadi dan mulai melakukan pembakaran. Sebagian bangunan di sebelah barat gedung, termasuk ruangan Wakil Gubernur Jatim membara.
Ketika atap bangunan itu mulai terbakar, sebagian perusuh mulai masuk ke sejumlah ruangan, termasuk ke dalam ruangan yang biasa menjadi tempat berkumpul wartawan. Perusuh mulai menjarah barang-barang.
Terpantau sejumlah printer, kursi, komputer desktop, monitor dijarah dari dalam bangunan. Para perusuh itu bahkan membabi buta merusak apa saja yang mereka temui termasuk besi-besi di dalam bangunan tersebut.
Petugas gabungan bertindak. Polisi menembakkan gas air mata, petugas TNI mulai mengadang para perusuh dan meminta mereka segera meninggalkan kawasan sekitar Grahadi. Upaya memukul mundur ini berlangsung hingga pagi dini hari.
Massa yang dipukul mundur berpencar ke segala arah. Ada yang kabur ke Jalan Pemuda, Jalan Panglima Sudirman, Jalan Yos Sudarso, ada juga yang masih berkerumun di Jalan Simpang Dukuh hingga ke Jalan Basuki Rahmat.
![]() |
Kantor Polsek Tegalsari Dibakar
Para perusuh ini tidak pulang hingga menjelang pagi. Mereka melakukan pembakaran barang-barang yang ditemui di sejumlah titik di sekitar Gedung Negara Grahadi.
Tidak hanya water barrier maupun barang apapun yang mereka temukan, para perusuh ini kembali menyasar fasilitas umum dan pos polisi. Mereka juga kembali merusak dan membakar Kantor Polsek Tegalsari Surabaya.
Salah satu pejalan kaki, Surya (39) mengatakan kebakaran terjadi imbas massa yang berkumpul dan menembakkan petasan beserta cairan yang mudah terbakar ke arah Polsek. Api membesar di halaman dan lobi utama Polsek Tegalsari.
"Pas lewat sini, ambil foto sekalian tadi, terbakar semua ruangannya," kata warga Waru Sidoarjo itu kepada detikJatim.
Ia mengaku tidak tahu menahu apakah ada korban jiwa atau luka di dalam kantor polsek tersebut. Sebab, saat kebakaran terjadi, api kian membesar.
"Kurang tahu ya ada tahanan atau petugas (menjadi korban atau tidak) atau tidak, saya nggak ngecek masuk tadi. Saya lihat dari seberang pas massa bakar polsek," ujarnya.
Usai membakar Polsek Tegalsari, massa menuju ke arah putar balik menuju Gubernur Suryo. Di sana, massa juga membakar barrier, kayu, hingga sejumlah benda lain di u-turn Basuki Rahmat yang mengarah ke Jalan Gubernur Suryo.
Sudah Sempat Menjarah Tameng Polisi
Puluhan orang berpakaian hitam tiba-tiba merangsek masuk ke halaman Gedung Negara Grahadi melalui pintu gerbang di sisi timur. Mereka melempari batu dan sejenisnya ke dalam Grahadi, merusak sejumlah fasilitas, lalu menjarah tameng polisi.
Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 15.58 WIB. Puluhan orang yang didominasi anak-anak muda berpakaian hitam-hitam itu tiba-tiba loncat dari pagar di sisi Timur Gedung Grahadi lalu melempar berbagai benda mulai batu hingga kayu ke arah Gedung Grahadi.
Orang-orang itu kemudian merusak pos penjagaan dan beberapa di antaranya mengambil tameng polisi yang letaknya berada tidak jauh dari pos itu.
![]() |
Saksi mata, Aldo (43) menyebut tiba-tiba puluhan orang-orang berpakaian hitam itu langsung masuk dan melempari pos penjagaan Grahadi.
"Mereka masuk, terus melempari dan mengambil sejumlah tameng polisi. Ada yang bawa kayu tadi melempar juga," kata Aldo.
Saksi mata lainnya, Hakim mengatakan untung saja ada sejumlah polisi yang bersiaga dan langsung membubarkan massa yang tidak jelas dari mana itu.
Hakim juga menegaskan bahwa orang-orang itu tidak terlihat dari kelompok mahasiswa yang sedang melakukan aksi demo di sejumlah lokasi pada hari ini.
"Bukan, mereka tidak memakai almamater kampus. Rata-rata berpakaian hitam. Saat ini sudah kondusif karena ada polisi yang cepat menghalau," ujarnya.
(dpe/abq)