Ajakan demonstrasi di Gedung Negara Grahadi pada 3 September 2025 mendapat respons sejumlah pihak. Salah satunya dari relawan kesehatan yang justru mengecam rencana aksi ini.
Aksi tersebut salah satunya untuk menuntut Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menghapuskan tunggakan pajak kendaraan bermotor baik roda 2 dan 4. Rencana demo ini diinisiasi oleh seorang pengacara dan mantan Caleg NasDem DPR Dapil Jatim I bernama Muhammad Sholeh.
Dewan Pembina Relawan Jatim Sehat, dr Makhyan Jibril mengungkapkan kekecewaannya soal aksi tersebut. Sebab, saat ini Gubernur Khofifah tengah berjuang memerangi kejadian luar biasa (KLB) campak yang terjadi di Jatim.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita tahu bahwa wabah campak ini serius dan sudah ada 17 balita meninggal dunia menjadi korban, saat ini Bu Khofifah Bersama dengan Pemprov Jatim, Pemda, Kemenkes dan lembaga internasional sedang fokus untuk bahu membahu menangani wabah ini. Tapi justru malah ada provokator membuat keributan. Artinya provokator ini tidak punya empati terhadap anak-anak korban campak ini," kata Jibril kepada detikJatim, Senin (25/8/2025).
Jibril menambahkan, seruan demo di tengah upaya massal penanganan wabah ini menunjukkan kurangnya empati terhadap penderitaan para korban.
"Apalagi saat ini Gubernur Khofifah fokus kerja untuk menangani wabah tersebut. Saya rasa ini juga bukti bahwa penggagas demo tidak berempati terhadap 17 balita yang telah meninggal karena campak," pungkasnya.
Relawan Jatim Sehat, kata Jibril berharap semua pihak dapat bersatu dan mendukung upaya pemerintah dalam menangani KLB ini, alih-alih membuat kegaduhan yang tidak produktif dan hanya menambah beban di tengah situasi darurat kesehatan yang terjadi.
Jibril juga mengajak inisiator demo yang mengatasnamakan 'Rakyat Jawa Timur' ini untuk turut berkontribusi menangani wabah ini Bersama.
"Mari buktikan kalau mengaku peduli warga Jatim, buktikan kontribusi nyata dalam penanganan wabah ini" tutup Jibril
(faa/hil)