Profil Stadion Gelora Bung Tomo : Sejarah, Fasilitas, dan Keistimewaannya

Profil Stadion Gelora Bung Tomo : Sejarah, Fasilitas, dan Keistimewaannya

Mira Rachmalia - detikJatim
Jumat, 22 Agu 2025 23:30 WIB
Dispora Kota Surabaya langsung tancap gas merenovasi dan menambah fasilitas di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT). Itu dilakukan usai Kota Pahlawan ditunjuk sebagai salah satu kandidat tuan rumah Piala Dunia U-20 2021.
Stadio Utama Gelora Bung Tomo Foto: Istimewa
Surabaya -

Stadion Gelora Bung Tomo atau yang akrab disebut GBT merupakan salah satu stadion terbesar dan termegah di Indonesia. Berlokasi di kawasan Benowo, Surabaya, stadion ini menjadi markas kebanggaan klub Persebaya Surabaya yang berlaga di Liga 1 Indonesia. Dengan kapasitas sekitar 55 ribu penonton, GBT tidak hanya berfungsi sebagai arena pertandingan sepak bola, tetapi juga menjadi ikon olahraga dan kebanggaan masyarakat Kota Pahlawan.

Sejak diresmikan, Stadion Gelora Bung Tomo terus menjadi sorotan karena fasilitas modernnya yang memenuhi standar internasional. Stadion ini bahkan sempat terpilih sebagai salah satu venue untuk ajang Piala Dunia U-20 sebelum akhirnya batal digelar di Indonesia. Tak hanya itu, GBT juga sering digunakan sebagai pusat kegiatan olahraga, hiburan, hingga acara berskala nasional maupun internasional.

Jelang Final Piala Indonesia pemerintah Kota Surabaya melakukan sidak di Stadion Gelora Bung Tomo. Sejumlah fasilitas dan infrastruktur terus dikebut.Stadion Gelora Bung Tomo Foto: Deny Prastyo Utomo

Peresmian Stadion Gelora Bung Tomo

Dirangkum dari situs tourism Surabaya, Stadion GBT resmi diresmikan pada tahun 2010 oleh Presiden ke-6 Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono. Proyek ini menghabiskan biaya sekitar Rp452 miliar. Pada 2019, stadion ini mengalami renovasi besar-besaran karena dipersiapkan sebagai salah satu venue Piala Dunia U-20. Renovasi meliputi penggantian rumput, pengecatan stadion, perbaikan gedung, serta penambahan kursi di tribun VIP.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kapasitas dan Kelas Penonton

Melansir situs ring basket, stadion Gelora Bung Tomo memiliki kapasitas hingga 55 ribu penonton dengan pembagian kelas yang cukup jelas:

  • Kelas Standar: Kursi berbentuk beton setinggi 48 cm yang nyaman digunakan. Dilengkapi toilet dan area resto di lantai 1.
  • Kelas VIP: Terdiri dari 4.370 kursi yang tersebar di lantai 4 hingga 7 sisi barat. Sudah dilengkapi resto dan toilet khusus.
  • Kelas VVIP: Dirancang lebih eksklusif dengan kenyamanan tingkat tinggi.

Dengan pembagian tersebut, GBT mampu memberikan pengalaman menonton pertandingan yang berbeda sesuai kelasnya.

ADVERTISEMENT
Stadion Gelora Bung TomoStadion Gelora Bung Tomo Foto: Deny Prastyo Utomo/detikSport

Fasilitas Modern Stadion Gelora Bung Tomo

Selain untuk pertandingan sepak bola, GBT juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas olahraga lainnya, antara lain:

  • Lintasan atletik 400 meter dengan delapan jalur lari.
  • Stadion indoor berkapasitas 10.000 penonton.
  • Lintasan drag race sepanjang 450 meter.
  • Rumput Zoysia Matrella yang elastis, berakar kuat, serta direkomendasikan FIFA untuk stadion tropis.

Dengan fasilitas tersebut, Stadion Gelora Bung Tomo tidak hanya menjadi pusat olahraga sepak bola, tetapi juga mendukung berbagai cabang olahraga lainnya.

Sistem Keamanan Stadion Gelora Bung Tomo

GBT menerapkan standar keamanan ketat demi kenyamanan penonton. Sebelum masuk, penonton diperiksa agar tidak membawa barang berbahaya. Stadion ini memiliki 21 pintu masuk dengan akses ganda ke tribun, serta pembatas besi berbentuk "T" setinggi 1,5 meter di depan tribun. Selain itu, terdapat parit pemisah selebar 3,75 meter untuk mengurangi risiko penonton masuk ke lapangan.

Sejarah Gelora Bung Tomo

Dilansir dari karya ilmiah berjudul Stadion Utama Gelora Bung Tomo di Surabaya karya Hamdi Zubaidi dari Universitas Dipenogoro Pembangunan awal stadion ini dimulai pada tahun 1997. Saat itu kapasitas stadion masih terbatas, hanya mampu menampung sekitar 27.000 penonton. Keterbatasan ini pernah menjadi masalah besar, misalnya pada tahun 2006 ketika suporter Persebaya Surabaya, membludak hingga memenuhi area belakang gawang karena stadion tidak cukup menampung antusiasme mereka.

Melihat kondisi tersebut, kebutuhan akan stadion berkapasitas besar di Surabaya semakin mendesak. Di sisi lain, PSSI juga memiliki visi untuk meratakan penyelenggaraan pertandingan internasional di berbagai daerah, termasuk di Jawa Timur. Saat itu, stadion utama Surabaya, Gelora 10 November, dianggap sudah tidak lagi memenuhi standar untuk event besar. Situasi ini diperkuat dengan adanya kebijakan otonomi daerah, yang mendorong pemerintah daerah untuk mengoptimalkan potensi masing-masing wilayah, termasuk dalam bidang olahraga.

Pemerintah Kota Surabaya kemudian mengambil langkah strategis dengan merombak dan membangun kembali kawasan Gelora Bung Tomo. Kapasitas stadion yang semula hanya 27.000 kursi diperluas hingga lebih dari 40.000 penonton. Pembangunan besar-besaran dimulai pada 1 Januari 2008, dengan menggandeng KLIA Arsitek dari Malaysia sebagai perancang desain. Setelah melalui proses pembangunan selama lebih dari dua tahun, Stadion Gelora Bung Tomo resmi dibuka pada Agustus 2010. Sejak saat itu, GBT menjadi salah satu ikon olahraga di Surabaya sekaligus rumah bagi klub kebanggaan arek-arek Suroboyo, Persebaya.

Dengan kapasitas besar, fasilitas modern, serta nilai sejarah yang melekat, Stadion Gelora Bung Tomo tidak hanya menjadi rumah bagi Persebaya Surabaya, tetapi juga simbol kebanggaan masyarakat Jawa Timur.




(ihc/ihc)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads