Indonesia Tuan Rumah Jambore 15 Ribu Pramuka Muslim dari 23 Negara

Indonesia Tuan Rumah Jambore 15 Ribu Pramuka Muslim dari 23 Negara

Charolin Pebrianti - detikJatim
Jumat, 22 Agu 2025 09:18 WIB
Ketua Panitia WMSJ, Riza Azhari
Ketua Panitia WMSJ, Riza Azhari/Foto: Istimewa
Ponorogo -

Bayangkan ribuan tenda berjejer rapi di Bumi Perkemahan Cibubur. Bendera dari 23 negara berkibar berdampingan, sementara anak-anak muda dari berbagai bahasa dan budaya saling menyapa dengan senyum yang sama, hangat dan penuh persaudaraan.

Inilah gambaran World Moslem Scout Jamboree (WMSJ) 2025, pertemuan akbar 15 ribu pramuka muslim dari seluruh dunia yang akan berlangsung 9-14 September 2025. Bukan sekadar ajang perkemahan, jambore ini dihadirkan sebagai pesan damai dari Indonesia untuk dunia.

"Kami berharap setiap peserta pulang dengan mental pemimpin yang berani, bertanggung jawab, dan bijak," ujar Ketua Panitia WMSJ, Riza Azhari, Jumat (22/8/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di tengah dunia yang masih diselimuti konflik dan perpecahan, kehadiran jambore ini membawa nuansa berbeda. Riza menekankan, pertemuan lintas bangsa ini adalah modal penting untuk membangun jembatan persaudaraan.

ADVERTISEMENT

"Pertemuan lintas budaya dan bangsa di WMSJ menjadi modal utama bagi generasi muda untuk melahirkan aksi nyata bagi perdamaian," ucapnya.

Bayangkan, seorang anggota pramuka dari Palestina berbaris sejajar dengan pramuka dari Eropa, atau remaja Indonesia duduk berdiskusi dengan sahabat barunya dari Afrika. Perbedaan bahasa mungkin jadi tantangan, tetapi semangat persaudaraan menjembatani segalanya.

Menurut Panitia Bidang Acara, Bangun Luhur, ribuan peserta tidak hanya diajak berkemah atau berkegiatan pramuka biasa. Ada pelatihan kepemimpinan, aksi sosial, hingga program kreatif yang merangsang inovasi.

"Kami ingin melatih peserta berpikir kreatif, berani mengambil inisiatif, dan menghadirkan solusi bagi tantangan sosial. Prinsipnya: think global, act local," jelas Bangun.

Sore hari, peserta akan diajak bakti sosial ke sekitar perkemahan. Malamnya, mereka bisa bertukar cerita tentang tradisi masing-masing, ditemani hangatnya api unggun.

Dengan mengusung semangat "We Are Moslem: Civilized, United, and Peaceful", jambore ini ingin menunjukkan wajah Islam yang penuh persaudaraan, bukan perpecahan.

"Ini tentang membangun peradaban, memperkuat persaudaraan global, dan menyuarakan perdamaian dari Indonesia untuk dunia," tegas Riza.

Di akhir jambore, bukan hanya kenangan indah yang akan mereka bawa pulang. Lebih dari itu, ada api kecil yang terus menyala dalam diri mereka: semangat untuk menjadi pemimpin, pelopor kebaikan, dan duta perdamaian di lingkungan masing-masing. Sebuah api unggun dari Jakarta, yang cahayanya diharapkan bisa menyinari dunia.




(irb/hil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads