Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM) Muhaimin Iskandar menyebut bahwa mahasiswa baru (Maba) Universitas Airlangga (Unair) otomatis mendapat jaminan kesehatan. Bahkan, BPJS baik Kesehatan maupun Ketenagakerjaan akan masuk dalam kurikulum pendidikan.
"Anggota mahasiswa baru langsung menjadi peserta BPJS Kesehatan. Untuk ini harus dicontoh oleh perguruan tinggi mana-mana," kata Cak Imin sapaan akrabnya di Unair kampus C, Kamis (14/8/2025).
Terkait pungutan untuk mahasiswa, Cak Imin menyebut akan terintegrasi sejak resmi menjadi mahasiswa baru Unair.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini memang sejak awal mahasiswa baru menjadi bagian integral dari sistem perekrutan mahasiswa," ujarnya.
Selain itu, Cak Imin juga menyiapkan pelaksanaan sistem jaminan sosial melalui kurikulum melalui inovasi dari perguruan tinggi hingga pendidikan dasar hingga menengah atas.
"Jadi ilmu sistem jaminan sosial nasional itu juga dikembangkan di tingkat sekolah menengah atas agar nanti SDM-nya juga SDM yang tangguh karena nanti kerjaan raksasa ini akan menunggu kemajuan-kemajuan di masa yang akan datang. Sistem jaminan sosial nasional itu pekerjaan yang sangat besar yang membutuhkan SDM yang memadai," jelasnya.
Sementara itu, Kepala BPJS Kesehatan Ali Gufron Mukti mengatakan, akan menyiapkan kurikulum di seluruh perguruan tinggi. Namun belum dilaksanakan, karena ada 4.000 lebih perguruan tinggi yang akan ditingkatkan kualitasnya.
"Tapi yang jelas di Unair kita nanti kurikulumnya ini juga untuk diajari bagaimana prinsip-prinsip jaminan sosial, termasuk jaminan sosial kesehatan. Kebetulan waktu itu saya ketua tim kedua-duanya jaminan sosial untuk BPJS Kesehatan dan BPJS Tenaga Kerja," kata Gufron.
Nantinya kurikulum tersebut ada di mata kuliah. BPJS Kesehatan berkomitmen berkolaborasi dengan perguruan tinggi sebagai pelopor, demi terwujudnya sistem jaminan kesehatan inklusif, merata, dan berkelanjutan menuju Indonesia Emas 2045.
"Ya, mata kuliah. Bagaimana umpamanya seorang tidak harus dokter ya, tenaga kesehatan FKM, umpamanya di ekonomi bagaimana mengembangkan keuangannya, di teknologi informasi bagaimana pengembangan sistemnya, telemedicine-nya dan lain sebagainya. Ini baru di BPJS Kesehatan loh. Hampir semua Prodi bisa," ujarnya.
Sementara itu, Rektor Unair Prof Muhammad Madyan menekankan pentingnya membekali mahasiswa dengan pemahaman menyeluruh terkait konsep, kebijakan, hingga implementasi jaminan sosial. Hal ini dirasa krusial untuk mencetak lulusan yang tidak hanya menguasai teori, tetapi juga memiliki kepekaan sosial dan keterampilan praktis untuk berkontribusi nyata di tengah masyarakat.
"Di Unair sendiri, kami memiliki sejumlah muatan pembelajaran yang mengintegrasikan konteks jaminan sosial, seperti mata kuliah Komunikasi Kesehatan dan Layanan Dasar Kesehatan. Kami ingin menghasilkan lulusan yang inovatif, mandiri, dan mampu menciptakan solusi terkait isu-isu jaminan sosial," kata Madyan.
Menurutnya, mahasiswa dapat menjadi agen perubahan yang mampu merancang program lebih efektif, mengadvokasi kebijakan yang berpihak kepada rakyat, dan memastikan setiap warga negara mendapatkan haknya. Selain itu, peluncuran penguatan ekosistem jaminan sosial melalui pendidikan dapat mempererat sinergi antara dunia akademik dan pemerintah.
"Mari bersama-sama membangun sumber daya manusia yang unggul, yang mampu memastikan sistem jaminan sosial di Indonesia berjalan optimal dan memberi manfaat maksimal bagi seluruh rakyat," pungkasnya.
(auh/hil)