Kisah pilu dialami Wahyu Hidayat (37), warga Desa Krembangan, Kecamatan Taman, Sidoarjo, yang mengalami penolakan lamaran secara mengejutkan oleh keluarga calon mempelai perempuan. Penolakan tersebut dipicu karena Wahyu membawa tamu lebih banyak dari kesepakatan saat acara lamaran yang digelar di kawasan Warugunung, Surabaya.
Wahyu menceritakan, lamaran yang dilakukannya pada Minggu, 22 Juni 2025, sudah dipersiapkan dengan matang.
"Saya sudah menyiapkan semua, mulai dari cincin, kalung, baju, sepatu, hingga handphone dengan total biaya belasan juta rupiah," ujar Wahyu saat ditemui detikJatim, Rabu (13/8/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, penolakan datang seminggu setelah acara lamaran digelar.
"Awalnya kami sepakat jumlah tamu maksimal 25 orang, tapi saat acara saya membawa sekitar 40 orang. Itu yang jadi alasan keluarga pihak perempuan menolak lamaran saya," ungkap Wahyu.
Wahyu juga mengatakan bahwa seserahan yang dibawa dalam lamaran tersebut hingga kini tidak dikembalikan oleh keluarga calon mempelai perempuan. Meski demikian, ia memilih untuk tidak menuntut seserahannya kembali.
"Saya sudah ikhlas dan pasrah menerima penolakan ini. Seserahan memang tidak dikembalikan, tapi saya tidak mau mempermasalahkannya," imbuh Wahyu.
Usai penolakan lamaran, Wahyu sempat mengalami tekanan berat hingga sempat berpikir untuk mengakhiri hidupnya.
"Saya sempat syok dan merasa sangat kecewa, bahkan terpikir untuk bunuh diri," bebernya.
Wahyu mengenal calon istrinya selama lima bulan, yang bekerja sebagai guru PAUD. Ia berharap ke depannya dapat menemukan kebahagiaan meskipun kisah cintanya berakhir dengan kekecewaan.
"Sudah putus sekarang, saya akan berusaha bangkit dan melanjutkan hidup," pungkas Wahyu.
(auh/hil)