Kasus pemalakan yang dilakukan tiga emak-emak dengan modus sumbangan Agustusan di toko Pods Authentic di Jalan Gemblongan, Surabaya berbuntut panjang. Pemilik toko Kevin Wiliam (22) pun melaporkan aksi itu ke polisi.
"Hari H (lapor polisi), kurang lebih setengah jam atau 1 jam setelah kejadian itu atas dugaan pungli," kata Kevin saat ditemui detikJatim di tokonya, Senin (11/8/2025).
Menurut Kevin, kasus itu sebenarnya sudah dimediasi oleh Wakil Wali Kota Surabaya Armuji. Hasilnya sudah berdamai dengan dua dari tiga emak-emak, tapi dia juga diminta membuat video klarifikasi usai viral.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mau dibilang, damai ya nggak begitu damai, dibilang nggak selesai selesai ya enggak juga. Meski selesai ya itu keras hati juga. Banyak warga sekitar yang mungkin lebih memihak 3 ibu-ibu itu sinis juga melihat saya. Selebihnya netizen yang menilai. Nggak damai sebenarnya," pungkasnya.
Alasan lain dirinya melapor ke polisi karena dirinya sempat mendapat tindakan rasis. Ini setelah ia enggan memberikan sumbangan yang nominalnya Rp 500 ribu.
"Terkait rasisme, situasi nggak kondusif, saya mau langsung pergi keluar, saya ada janji mau meeting. Ketika mau pergi, mobil saya digedor, kaca dipukul, dikatai Cino medit (pelit). Ada saksinya dari toko sebelah, karyawan," bebernya.
Sebelumnya, viral di media sosial tiga orang emak-emak diduga melakukan pemalakan di toko Pods Authentic di Jalan Gemblongan, Kelurahan Alun-alun Contong. Ketiga orang itu mengaku dari RT RW setempat meminta sumbangan untuk Agustusan.
Dalam video kamera pengawas atau CCTV tampak ketiga emak-emak tersebut mendatangi toko pada Kamis (7/8), pukul 15.58 WIB. Aksi itu kemudian diunggah pemilik toko Pods Authentic Surabaya Kevin Wiliam (22).
Dalam keterangannya, Kevin menyebut ketiga emak-emak tersebut meminta sumbangan untuk kegiatan Agustusan dengan nominal Rp 500 ribu sampai Rp 1 juta.
Karena hal ini, Kevin pun berniat memberikan Rp 5-10 ribu, karena sifatnya sumbangan, bukan iuran. Namun emak-emak itu tidak mau menerima nominal tersebut sampai akhirnya adu mulut.
(dpe/abq)