Seorang pasien berusia 70 tahun di Mayapada Hospital Surabaya pulih lebih cepat usai menjalani operasi lutut dengan teknologi robotic. Hanya lima hari pascaoperasi, pasien sudah bisa berjalan tanpa tongkat dan diperkirakan pulih total dalam waktu kurang dari tiga bulan.
"Sekarang ngamar, besok operasi, terus pulang sudah bisa. Pasien saya 70 tahun, 5 hari sudah tidak memakai tongkat. Rehabnya sangat bagus, saya harap tidak sampai 3 bulan sudah recovery 100 persen," jelas Dokter Spesialis Ortopedi Konsultan Hip & Knee Mayapada Hospital Surabaya Prof. DR .dr. Dwikora Novembri Utomo, Sp.OT(K) saat seminar 'Mayapada Inspire' terkait masa depan teknologi ortopedi, Minggu (10/9/2025),
Seminar dengan tema 'Behind the Looking Glass of Robotic Knee Surgery' ini dihadiri ratusan peserta. Selain Prof Dwikora, dalam seminar ini hadir sebagai pembicara yakni Consultant Orthopedic Surgeon Specializing in Hip and Knee President of the Asia Pacific Orthopedic Association (APOA).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dwikora menyebut pasien tidak perlu takut lagi nyeri usai operasi. Sebab, Mayapada Hospital Surabaya telah sukses melaksanakan prosedur advanced Total Knee Replacement (TKR) atau pergantian sendi lutut total berbasis robotik pertama di Indonesia Timur sebanyak 7 kali dalam dua bulan terakhir. Prosedur ini didukung VELYS Robotic-Assisted Solution.
"Pertama orang takut operasi rata-rata itu karena dibius total. Nomor dua ketakutan sering pasien TKR atau pergantian sendi lutut total itu nyeri. Karena memang betul TKR nyerinya sakit. Yang ketiga takut nggak bisa jalan," bebernya.
"Tapi semua itu terjawab karena sekarang kemajuan teknologi di Mayapada Hospital Surabaya. Kita punya standar internasional dalam teknik ini dan hasilnya nyata. Dengan teknik enhanced recovery after surgery (ERAS) dan juga teknik kemajuan, recovery-nya luar biasa," tambahnya.
Dwikora menyebut dengan adanya robot, operasi pada lutut pasien sangat presisi. Bahkan, jauh lebih presisi dibanding dengan dokter.
"Tentunya presisi kalau robot. Kalau pakai mata itu kira-kira saya pakai garis, itu pun bisa miss kalau memang badan pasien gemuk itu agak susah karena tertutup lemak. Seperti kita pakai teropong terus ada awan. Dengan teknologi, data dari lutut disampaikan ke komputer, kita olah ini sudutnya sekian, tensinya sekian dan itu nyata," jelasnya.
"Nah teknologi robotic ini menghadirkan tingkat presisi yang lebih tinggi, proses pemulihan lebih cepat, serta kenyamanan yang lebih baik bagi pasien. Ini betul-betul kemajuan, dan pasien safety dan happy," tambahnya.
Dari 7 kali operasi lutut dengan robotic di Mayapada Hospital Surabaya, Dwikora menyebut pasien merasakan lebih nyaman dibanding sebelum memakaiteknologi tersebut.
Hospital Director Mayapada Hospital Surabaya (MHSB), dr. Bona Fernando, M.D., FISQua mengatakan seminar ini bertujuan agar masyarakat semakin mengetahui soal operasi lutut menggunakan teknologi robot.
"Seminar ini intinya temanya tentang teknologi robotic, karena kita tahu di Mayapada Surabaya sudah melakukan 7 kali operasi pergantian sendi lutut secara robotic dalam waktu dua bulan. Nah ini yang kita share ke masyarakat, jadi apa saja teknologi terbaru yang Mayapada punya, terus bagaimana dengan teknologi terbaru di dunia," kata Bona di Hotel JW Marriot Surabaya, Minggu (10/8/2025).
"Kita sudah tujuh kali, dan minggu depan konsultasi terus berjalan. Kita harapannya sebanyak-banyaknya (melakukan operasi dengan robotic)," tandas Bona.
(auh/hil)