Tips Cegah Air Sumur atau PAM Menguning dan Berbau

Tips Cegah Air Sumur atau PAM Menguning dan Berbau

Irma Budiarti - detikJatim
Jumat, 01 Agu 2025 02:00 WIB
Ilustrasi air sumur bor yang sumber airnya didapat dari dari mata air di bawah tanah.
Ilustrasi air sumur. Foto: Getty Images/iStockphoto/erdre
Surabaya -

Air sumur dan PAM yang menguning serta berbau tentu bikin resah. Kondisi ini tak hanya mengganggu kenyamanan, tapi juga berisiko bagi kesehatan. Jika sedang menghadapi masalah ini di rumah, simak tips lengkap berikut untuk mencegah dan mengatasi air keruh dan bau dari sumber air.

Sebelum mengatasi masalah air menguning dan berbau, penting untuk memahami penyebabnya. Umumnya, hal ini dipicu tingginya kandungan besi dan mangan dalam air tanah, terutama pada sumur bor yang dalam. Jika teroksidasi, logam ini membuat air berubah warna dan berbau logam.

Selain itu, kontaminasi limbah atau bakteri sulfur juga bisa menimbulkan bau seperti telur busuk. Pipa dan tandon yang kotor turut berkontribusi membuat air tampak keruh. Sedangkan pada pelanggan PAM, gangguan distribusi atau pipa bocor sering menjadi penyebab utama perubahan warna dan aroma air.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tips Cegah dan Atasi Air Menguning hingga Berbau

Berikut langkah-langkah yang dapat diterapkan untuk mengatasi air sumur atau PAM yang menguning dan berbau tak sedap. Tips dari berbagai sumber ini berlaku baik untuk keperluan mandi, mencuci, maupun konsumsi sehari-hari.

ADVERTISEMENT

1. Gunakan Filter Air Khusus untuk Logam Berat dan Bau

Salah satu penyebab utama air menguning adalah kandungan logam berat seperti besi (Fe) dan mangan (Mn). Saat terkena oksigen, logam ini akan teroksidasi dan menyebabkan air berubah warna menjadi kuning atau kecokelatan.

Solusinya, pasang

Solusi terbaik untuk mengatasi air yang menguning dan berbau adalah dengan memasang filter air khusus yang bisa menyaring logam berat. Gunakan filter multi-lapisan yang mengandung karbon aktif untuk menyerap bau.

Lalu, pasir silika atau zeolit untuk menyaring partikel halus, serta resin penukar ion yang mampu mengikat logam berat seperti besi dan mangan. Filter ini bisa dipasang di jalur pipa utama atau langsung di keran. Agar tetap efektif, bersihkan dan ganti secara berkala sesuai petunjuk penggunaan.

2. Bersihkan Sumur, Tandon, dan Pipa Air Secara Rutin

Tandon air dan pipa distribusi yang jarang dibersihkan bisa menjadi sarang lumut, endapan, bahkan mikroba anaerob yang menghasilkan bau. Sering kali, air dari sumur yang sebenarnya jernih jadi keruh dan bau akibat penampungan yang kotor.

Lakukan pembersihan secara berkala untuk menjaga kualitas air tetap jernih dan bebas bau. Sumur gali maupun sumur bor sebaiknya dikuras minimal setahun sekali guna menghilangkan lumpur dan endapan. Tandon atau tangki air juga perlu disikat dan dikuras setidaknya setiap tiga bulan.

Sementara itu, pipa distribusi air bisa dibersihkan dengan cara flush menggunakan tekanan tinggi atau larutan disinfektan ringan. Untuk endapan ringan di dalam tandon, kamu bisa memakai air panas atau campuran cuka sebagai pembersih alami yang aman.

3. Gunakan Kaporit atau Disinfektan Sesuai Takaran

Kaporit (kalsium hipoklorit) adalah zat disinfektan yang sering digunakan untuk menjernihkan air sumur dan membunuh mikroorganisme. Tapi, penggunaannya harus hati-hati dan sesuai dosis.

Idealnya, gunakan sekitar 3-5 gram kaporit untuk 1.000 liter air (1 m³). Larutkan dalam ember air terlebih dahulu, lalu tuang ke sumur atau tandon. Biarkan selama 12 jam sebelum digunakan.

Jika digunakan berlebihan, kaporit justru bisa menyebabkan bau menyengat seperti kolam renang dan membuat kulit iritasi. Maka dari itu, penting untuk mengatur dosis dan melakukan uji coba pada sebagian kecil air terlebih dahulu.

4. Pasang Aerator atau Alat Oksidasi Air

Jika sumber masalah berasal dari gas sulfur (H₂S) yang menimbulkan bau seperti telur busuk, maka kamu perlu meningkatkan kandungan oksigen dalam air. Caranya adalah dengan menggunakan aerator atau air infuser.

Aerator bekerja dengan cara mengalirkan udara ke dalam air, memicu proses oksidasi yang bisa mengendapkan besi, mangan, dan gas-gas bau. Setelah proses ini, air bisa disaring melalui media pasir atau karbon aktif.

Alat ini biasanya dipasang di tandon atau sebelum filter utama. Teknologi ini umum digunakan di wilayah yang tanahnya mengandung sulfur tinggi.

5. Periksa Pipa dan Sambungan Instalasi Secara Berkala

Khusus bagi pengguna air PAM, perubahan warna dan bau pada air sering kali disebabkan beberapa faktor. Salah satunya adalah pipa distribusi yang bocor, sehingga air bersih tercampur dengan air tanah atau kotoran dari luar.

Selain itu, gangguan pada sistem pengolahan air milik PDAM juga bisa mempengaruhi kualitas air yang mengalir ke rumah. Tak kalah penting, pipa instalasi di rumah yang sudah tua dan berkarat dapat membuat air tampak keruh dan berbau logam.

Jika air PAM mendadak berubah warna atau bau, laporkan ke layanan pelanggan PDAM. Sementara itu, periksa sambungan pipa di rumah, terutama jika instalasinya sudah berusia lebih dari 10 tahun.

Gantilah bagian yang berkarat atau sudah rapuh. Gunakan pipa PVC food-grade atau HDPE yang lebih tahan terhadap karat dan kontaminasi.

6. Gunakan Penjernih Alami dari Bahan Rumahan

Jika mencari solusi yang sederhana dan hemat biaya, filter air alami bisa menjadi pilihan. Juga bisa merakitnya sendiri dengan bahan-bahan seperti arang tempurung kelapa untuk menyerap bau dan senyawa kimia, pasir silika untuk menyaring partikel halus dan logam.

Ijuk atau sabut kelapa juga diperlukan sebagai penyaring lumpur, serta batu kerikil untuk menangkap endapan berat. Susunan media ini cukup efektif untuk menjernihkan air sumur secara alami, terutama jika digunakan secara rutin dan diganti secara berkala.

Susun media ini dalam pipa paralon atau ember besar sebagai alat penjernih. Meski tidak seefektif filter modern, metode ini cukup membantu untuk air sumur rumah tangga selama tidak terkontaminasi limbah berat.




(auh/irb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads