Faktor Naik dan Turun Harga Emas

Faktor Naik dan Turun Harga Emas

Mira Rachmalia - detikJatim
Jumat, 18 Jul 2025 06:30 WIB
Ilustrasi emas batangan
Emas Batangan. Simak Faktor Kenaikan dan Penurunan Harga Emas. Foto: Shutterstock
Surabaya -

Investasi emas telah lama menjadi salah satu pilihan favorit bagi masyarakat, baik pemula maupun investor berpengalaman. Alasannya cukup jelas, yaitu emas dikenal sebagai aset safe haven, yaitu aset yang nilainya cenderung stabil, bahkan meningkat di tengah ketidakpastian ekonomi.

Namun, harga emas sendiri tidak selalu stagnan. Seperti halnya instrumen investasi lainnya, harga emas juga mengalami fluktuasi naik dan turun dari waktu ke waktu. Bagi investor, penting untuk memahami apa saja faktor yang mempengaruhi pergerakan harga emas.

Dengan memahami dinamika ini, investor bisa mengambil keputusan yang lebih tepat dan strategis. detikJatim merangkum sederet faktor yang menyebabkan naik atau turunnya harga emas. Yuk, disimak!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Faktor Naik Turun Harga Emas

Pergerakan harga emas ditentukan berbagai faktor, baik dari sisi permintaan, pasokan, hingga kebijakan ekonomi global. Dilansir dari situs Sahabat Pegadaian, berikut ulasan lengkap terkait faktor yang mempengaruhi naik turunnya harga emas.

1. Melemahnya Nilai Tukar Dolar AS

Dolar AS memiliki hubungan terbalik dengan harga emas. Ketika nilai tukar dolar melemah, maka harga emas cenderung naik. Hal ini terjadi karena emas dihargai dalam dolar, sehingga ketika dolar melemah, emas menjadi lebih murah bagi investor luar negeri.

ADVERTISEMENT

Akibatnya, permintaan meningkat dan harga emas pun naik. Sebaliknya, saat dolar AS menguat, investor lebih tertarik pada aset lain yang memberi imbal hasil lebih tinggi, sehingga permintaan emas menurun dan harganya bisa ikut turun.

2. Tingginya Permintaan Pasar

Selain digunakan sebagai alat investasi, emas juga memiliki banyak kegunaan di sektor industri, terutama untuk elektronik dan perhiasan. Permintaan dari sektor-sektor ini yang stabil dan tinggi turut mempengaruhi harga emas.

Tidak hanya itu, pembelian emas oleh bank sentral juga berperan besar. Ketika bank sentral membeli emas sebagai cadangan devisa, maka pasokan berkurang dan harga emas terdorong naik. Sebaliknya, jika bank sentral menjual emas cadangannya, harga emas bisa melemah.

3. Menurunnya Pasokan Emas

Produksi emas yang menurun akibat faktor geografis, pembatasan pertambangan, atau biaya produksi yang tinggi dapat menyebabkan pasokan emas berkurang di pasar global. Jika penurunan pasokan ini tidak diimbangi dengan penurunan permintaan, maka harga emas akan cenderung naik.

Permintaan emas yang terus-menerus ada di tengah pasokan terbatas inilah yang menjadikan emas sebagai aset yang nilainya relatif stabil dan tahan inflasi.

4. Ketidakpastian Ekonomi dan Geopolitik

Ketika terjadi krisis ekonomi, perang, ketegangan politik, atau pandemi global, investor cenderung menghindari instrumen investasi berisiko dan beralih ke aset yang lebih aman seperti emas.

Emas dikenal tahan terhadap guncangan pasar dan nilainya cenderung naik saat kondisi global tidak menentu. Oleh karena itu, setiap kali terjadi krisis, harga emas hampir selalu mengalami lonjakan.

5. Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter, terutama yang dikeluarkan oleh The Federal Reserve (The Fed), memiliki pengaruh besar terhadap harga emas. Jika suku bunga acuan diturunkan, maka investor akan mencari alternatif investasi lain yang lebih menguntungkan, salah satunya emas.

Sebaliknya, ketika suku bunga naik, menyimpan uang dalam bentuk deposito atau obligasi menjadi lebih menarik, sehingga minat terhadap emas bisa menurun. Oleh karena itu, pernyataan dan keputusan The Fed sering kali menjadi pemicu fluktuasi harga emas.

6. Inflasi yang Tinggi

Inflasi adalah kondisi di mana harga barang dan jasa secara umum naik, sementara daya beli mata uang menurun. Dalam kondisi ini, emas menjadi aset pelindung kekayaan karena nilainya tidak ikut tergerus inflasi.

Oleh karena itu, saat laju inflasi tinggi, masyarakat dan investor cenderung beralih ke emas. Permintaan yang meningkat ini pada akhirnya akan mendorong harga emas naik.

Kapan Harga Emas Naik?

Harga emas bisa naik sewaktu-waktu, tergantung kondisi pasar global dan faktor-faktor ekonomi makro lainnya. Sebagai contoh, pada 14 April 2025, harga emas mencetak rekor tertinggi intraday akibat meningkatnya ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok.

Hari berikutnya, harga emas global di pasar spot kembali menguat tipis sebesar 0,05% menjadi USD 3.211,02 per troy ons. Dalam kurun waktu satu minggu, harga emas bahkan melesat hingga 6,55%, kenaikan tertinggi sejak Maret 2020.

Lonjakan tersebut menjadi bukti bahwa emas tetap menjadi pilihan utama saat dunia mengalami ketidakpastian ekonomi maupun geopolitik. Kenaikan harga emas ini sebagian besar dipicu kekhawatiran investor terhadap kondisi global.

Saat pasar finansial tidak stabil atau ada potensi risiko geopolitik, para investor akan mencari tempat yang aman untuk menyimpan nilai kekayaan mereka-dan emas menjadi jawabannya.

Faktor yang Menyebabkan Harga Emas Turun

Selain naik, harga emas juga bisa mengalami penurunan. Beberapa faktor yang menyebabkan harga emas turun antara lain sebagai berikut.

  • Penguatan Dolar AS: Saat dolar menguat, emas menjadi lebih mahal bagi investor asing, sehingga permintaan turun.
  • Naiknya Suku Bunga: Suku bunga tinggi meningkatkan daya tarik aset lain seperti obligasi, sehingga investor beralih dari emas.
  • Penurunan Permintaan: Jika permintaan dari sektor industri dan perhiasan menurun, harga emas bisa ikut melemah.
  • Stabilisasi Ekonomi Global: Ketika kondisi ekonomi dunia membaik dan risiko geopolitik menurun, minat terhadap aset safe haven seperti emas berkurang.

Harga emas tidak bergerak secara acak. Ada banyak faktor yang mempengaruhi naik turunnya harga emas, mulai dari nilai tukar dolar AS, kebijakan suku bunga, tingkat inflasi, permintaan dan pasokan emas, hingga situasi geopolitik dunia.

Bagi para investor, memahami faktor-faktor ini sangat penting untuk menentukan waktu terbaik dalam membeli atau menjual emas. Meski demikian, emas tetap menjadi pilihan yang bijak untuk diversifikasi portofolio, terutama dalam jangka panjang.




(ihc/irb)


Hide Ads