Drama penyelamatan yang berlangsung selama tiga hari ini menyisakan duka mendalam bagi keluarga korban dan masyarakat pesisir.
Tim SAR dari Direktorat Kepolisian Perairan dan Udara (Ditpolairud) Polda Jatim bersama Polres Pasuruan Kota, dibantu para nelayan setempat, terus berjibaku menyisir perairan. Dua mayat korban berhasil ditemukan kemarin setelah sebelumnya dua korban ditemukan pada hari pertama dan kedua pencarian.
"Diduga pada peristiwa tersebut ada lima orang korban hilang dan sudah empat orang ditemukan meninggal," ungkap Kabid Humas Polda Jatim Kombes Jules Abraham Abast dalam siaran rilisnya, Selasa (15/7/2025).
Peristiwa tragis itu bermula pada Minggu (13/7/2025) sekitar pukul 16.00 WIB. Perahu nelayan milik warga setempat yang dinakhodai Jalaludin (43), warga Desa Wates, Kecamatan Lekok, tengah mengangkut sekitar 21 orang pemancing yang hendak pulang dari wilayah Banjang, perairan Lekok.
"Ketika mendekati bibir pantai Wates, kondisi cuaca memburuk secara tiba-tiba. Ombak tinggi dan angin kencang menghantam perahu, hingga akhirnya kapal terbalik dan seluruh penumpangnya tercebur ke laut," terang Abast.
Sesaat setelah kejadian, 16 orang berhasil diselamatkan nelayan sekitar. Malam harinya, satu korban ditemukan tewas. Keesokan harinya, Tim SAR kembali menemukan satu jenazah. Memasuki hari ketiga pencarian, dua korban lagi ditemukan meninggal dunia setelah nelayan setempat melaporkan adanya mayat mengapung.
"Jadi pasca kejadian ditemukan satu korban meninggal, hari kedua ditemukan lagi satu korban dan hari ketiga ditemukan dua korban meninggal," tambah Abast.
Identitas empat korban tewas masing-masing adalah Acham Asfihani (19) warga Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang; Winarso (33) warga Singosari, Kabupaten Malang; Muzakky (30) warga Kabupaten Pasuruan; dan Reza (21) warga Karangploso, Malang.
Ucapan terima kasih disampaikan Polda Jatim kepada warga yang turut berperan aktif. "Terima kasih kepada warga nelayan dan Tim SAR Gabungan yang turut berkerjasama dalam upaya evakuasi para korban laka laut ini," pungkas Abast.
Sementara itu, Kapolres Pasuruan Kota, AKBP Davis Busin Siswara, menegaskan pihaknya turut menerjunkan Tim Trauma Healing dari Bag SDM dan Polwan untuk memberikan pendampingan psikologis bagi keluarga korban.
"Ini adalah wujud nyata empati kami kepada masyarakat yang tengah berduka. Selain melakukan pencarian, kami juga berupaya menjaga kondisi psikologis keluarga korban agar tetap kuat," ujarnya.
Hingga kini, pencarian satu korban tersisa masih terus dilakukan oleh tim gabungan BPBD Kabupaten Pasuruan, Tagana Dinsos, Satpolairud, serta relawan dan warga sekitar.
(irb/hil)