Penemuan dua mayat korban berawal dari informasi nelayan setempat yang melihat adanya korban mengapung di perairan Lekok. Tim SAR kemudian melakukan evakuasi.
"Diduga pada peristiwa tersebut ada lima orang korban hilang dan sudah empat orang ditemukan meninggal," kata Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Jules Abraham Abast pada siaran rilisnya, Selasa (15/7/2025).
Abast menjelaskan peristiwa naas itu terjadi pada Minggu (13/7/2025) sekitar pukul 16.00 WIB. Saat itu perahu nelayan milik warga setempat yang dinakhodai oleh Jalaludin (43) warga Desa Wates, Kecamatan Lekok, Kabupaten Pasuruan, tengah membawa lebih kurang 21 orang pemancing yang hendak pulang dari wilayah tangkapan ikan di sekitar Banjang di Perairan Lekok.
"Ketika mendekati bibir pantai Wates, kondisi cuaca memburuk secara tiba-tiba. Ombak tinggi dan angin kencang menghantam perahu, hingga akhirnya kapal terbalik dan seluruh penumpangnya tercebur ke laut," terang Abast.
Sesaat setelah kejadian, ada 16 orang korban berhasil diselamatkan oleh nelayan yang berada di sekitar lokasi kejadian. Sementara itu 5 orang lainnya pada saat itu diduga hanyut dan baru petang harinya ditemukan satu orang korban dalam kondisi tewas.
Tim SAR Ditpolairud Polda Jatim terus melakukan pencarian secara intensif dengan menyisir area laut dan pada Senin (14/7) ditemukan lagi satu orang korban tewas.
"Jadi pasca kejadian ditemukan satu korban meninggal, hari kedua ditemukan lagi satu korban dan hari ketiga ditemukan dua korban meninggal," terang Abast.
Empat korban tewas yang ditemukan yakni Acham Asfihani (19), warga Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang; Winarso (33), warga Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang; Muzakky (30) warga Kabupaten Pasuruan; dan Reza (21), yang beralamat di Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang.
"Terima kasih kepada warga nelayan dan Tim SAR Gabungan yang turut berkerjasama dalam upaya evakuasi para korban laka laut ini," pungkas Abast.
Sementara itu Kapolres Pasuruan Kota AKBP Davis Busin Siswara mengatakan bahwa pihaknya juga menerjunkan Tim Trauma Healing dari Bag SDM dan Polwan untuk memberikan pendampingan psikologis. Terutama kepada anak-anak dan anggota keluarga yang mengalami tekanan emosional mendalam akibat kehilangan orang tercinta.
"Ini adalah wujud nyata empati kami kepada masyarakat yang tengah berduka. Selain melakukan pencarian, kami juga berupaya menjaga kondisi psikologis keluarga korban agar tetap kuat," pungkas Davis.
(auh/abq)