Diketahui bahwa aksi demo mahasiswa itu tidak terjadi di Sumenep. Peristiwa yang terjadi pada Sabtu (12/7) itu berlangsung di salah satu hotel di Yogyakarta ketika sejumlah wakil rakyat Sumenep sedang melaksanakan rapat Banggar.
Dalam video yang beredar, para mahasiswa tampak membawa poster dan menyampaikan orasi secara langsung. Mereka menolak rencana survei seismik oleh salah satu perusahaan migas di wilayah Kepulauan Kangean.
Salah satu mahasiswa yang terlibat dalam aksi, Shahib Labibul Hikam menyebutkan bahwa protes itu merupakan akumulasi kemarahan masyarakat dan mahasiswa Kangean terhadap sikap DPRD Sumenep yang dianggap abai terhadap gelombang penolakan warga.
"Gelombang penolakan masyarakat Kangean konsisten terjadi sejak sebulan belakangan ini, tapi DPRD Sumenep sama sekali tak menganggap penting hal itu. Mereka memilih diam, pura-pura buta dan tuli," katanya saat dikonfirmasi wartawan, Selasa (15/7).
Wakil Ketua DPRD Sumenep, M Syukri menyebutkan bahwa aksi protes mahasiswa saat itu merupakan hal yang biasa terjadi dalam dinamika penyampaian aspirasi publik.
"Saat itu para mahasiswa ingin menyampaikan aspirasinya tentang apa yang menjadi kekhawatiran mereka selama ini terkait rencana survei seismik migas di Kepulauan Kangean," jelas Syukri.
Dia menegaskan, sebagai wakil rakyat, pihaknya akan menindaklanjuti aspirasi yang disampaikan mahasiswa. Namun, kata dia, proses tersebut tidak bisa dilakukan serta merta. Butuh kajian terlebih dahulu sebelum menentukan sikap.
"Kami pasti akan kaji dulu. Tapi sekarang kami masih fokus membahas APBD," ujarnya.
(dpe/abq)