Diwarnai Tangis, 1.300 Pegawai di AS Jadi Korban PHK gegara Efisiensi

Kabar Internasional

Diwarnai Tangis, 1.300 Pegawai di AS Jadi Korban PHK gegara Efisiensi

Rita Uli Hutapea - detikJatim
Senin, 14 Jul 2025 16:35 WIB
Employees of the Department of Health and Human Services (HHS) queue outside the Mary E. Switzer Memorial Building, after it was reported that the Trump administration fired staff at the Centers for Disease Control and Prevention and at the Food and Drug Administration, as it embarked on its plan to cut 10,000 jobs at HHS, in Washington, D.C., U.S., April 1, 2025. REUTERS/Kevin Lamarque
Tangis pegawai di Amerika yang terkena PHKmassal imbas kebijakan perampingan Presiden Trump (Foto: REUTERS/Kevin Lamarque)
Surabaya -

Lebih dari 1.300 pegawai Departemen Luar Negeri (Deplu) Amerika Serikat (AS) dipecat. Haru dan isak tangis mengiringi pegawai yang meninggalkan kantor Deplu, di Washington.

Dilansir kantor berita AFP, Sabtu (12/7/2025), para diplomat dan staf lainnya bertepuk tangan untuk rekan-rekan mereka yang akan pergi dalam suasana emosional di kantor pusat departemen di Washington, yang menjalankan kebijakan luar negeri AS dan jaringan kedutaan global.

Beberapa terlihat menangis saat mereka keluar sambil membawa kotak-kotak berisi barang-barang mereka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS mengatakan 1.107 anggota pegawai negeri sipil dan 246 pegawai diplomatik Dinas Luar Negeri diberhentikan.

Menurut media The Washington Post, para pegawai Departemen Luar Negeri diberitahu tentang pemecatan mereka melalui email.

ADVERTISEMENT

Pada Jumat (11/7) Presiden AS Donald Trump telah memerintahkan perampingan di tubuh Deplu. PHK di departemen tersebut terjadi tiga hari setelah Mahkamah Agung membuka jalan bagi pemerintahan Trump untuk mulai melaksanakan rencananya untuk merombak seluruh departemen-departemen pemerintah.

Mahkamah Agung, yang didominasi kaum konservatif, mencabut pemblokiran sementara yang diberlakukan oleh pengadilan yang lebih rendah terhadap rencana Trump untuk memberhentikan puluhan ribu pegawai.

Sejak menjabat pada bulan Januari, Trump telah bekerja cepat untuk menempatkan para loyalis yang gigih dan memecat sejumlah besar pegawai pemerintah veteran.

Pengurangan Pegawai Hingga 15 Persen

Trump, sejak kembali ke Gedung Putih pada akhir Januari lalu, telah menjadikan pengurangan tenaga kerja federal AS sebagai salah satu prioritas utamanya. Dia melakukan pemangkasan drastis terhadap lapangan pekerjaan dan pengeluaran melalui Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE), yang sebelumnya dipimpin oleh mantan penasihat dekatnya, Elon Musk.

Menteri Luar Negerinya, Marco Rubio, mengatakan departemen kebijakan luar negeri terlalu rumit dan perlu dikurangi sekitar 15 persen.

Asosiasi Layanan Luar Negeri Amerika (AFSA) -- serikat pekerja yang mewakili pegawai Departemen Luar Negeri -- mengecam "pukulan telak bagi kepentingan nasional kita."

"Di tengah ketidakstabilan global yang hebat -- dengan perang yang berkecamuk di Ukraina, konflik antara Israel dan Iran, dan rezim-rezim otoriter yang menguji batas-batas tatanan internasional -- Amerika Serikat telah memilih untuk memangkas tenaga kerja diplomatik garda terdepannya," kata AFSA dalam sebuah pernyataan.

"Kami menentang keputusan ini dengan sekeras-kerasnya."

Menurut laporan resmi, Departemen Luar Negeri AS mempekerjakan lebih dari 80.000 orang di seluruh dunia tahun lalu, dengan sekitar 17.700 di antaranya bekerja di dalam negeri.

Artikel ini telah tayang di detikNews. Klik di sini.




(dpe/abq)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads