Deputi Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas, Laksamana Muda Ribut Eko Suyatno, mengatakan temuan itu terjadi sekitar pukul 11.19 WIB oleh tim KN SAR 249 Permadi. Jenazah tersebut dievakuasi ke darat melalui Pantai Boom.
"Jenazah ini kemudian dibawa ke RSUD Blambangan guna dilakukan proses identifikasi oleh tim DVI POLRI," kata Eko, Jumat (11/7/2025).
Lebih lanjut, Eko menjelaskan bahwa pada hari kesepuluh pencarian ini, KRI Spica 934 dan tim ahli PUSHIDROSAL kembali akan melakukan tiga fase pencitraan bawah air yakni dengan menggunakan Magnetometer, Multibeam Echosounder dan Side Scan Sonar.
Sementara KRI Pulau Fanildo 732, dan KAL Sembulungan bersama tim penyelam juga akan melaksanakan pencarian di bawah air dengan menggunakan ROV. Tim KNKT yang on board di KN Masalembo juga akan melakukan rekonfirmasi temuan obyek dengan menurunkan ROV.
"Awal pendeteksian mengarah pada Reff 8 yang berada di koridor aman dari kabel bawah laut milik PLN, berjarak sekitar 3,6 km dari kabel paling selatan," tambah Eko.
Diketahui, ada lima kabel bawah laut milik PLN yang digunakan untuk men-suplai sebagian kebutuhan listrik ke pulau Bali. Karenanya, upaya bawah air harus dilakukan dengan sangat hati-hati.
Selain melakukan upaya pencarian di permukaan air perairan selatan Selat Bali, tim SAR gabungan juga melakukan pencarian melalui jalur darat di sepanjang pesisir pantai Selat Bali, baik di sisi Banyuwangi maupun Bali.
Terkait kondisi cuaca Eko menyebut, di perairan Selat Bali pada hari kesepuluh pencarian ini dominan berawan tebal, angin bertiup kencang dengan kecepatan 6-20 knots, ketinggian gelombang maksimal berkisar antara 2,5-4 meter, serta kecepatan arus permukaan 2 m/s. Eko berharap, seluruh operasi SAR dapat berjalan lancar dan membuahkan hasil optimal.
(auh/abq)