Konvoi itu langsung dibubarkan petugas gabungan dari Polres Ponorogo, TNI, Dinas Perhubungan, Satpol PP, dan Damkar yang tengah menggelar patroli skala besar.
"Setelah berhasil diamankan, mereka langsung kami bawa ke Mapolres untuk didata dan diberikan pembinaan," ujar Kasatreskrim Polres Ponorogo, AKP Rudi Hidayanto, kepada wartawan, Kamis (10/7/2025).
Menurut AKP Rudi, saat dibubarkan, sejumlah pelajar sempat mencoba melarikan diri. Namun berkat sigapnya petugas, mereka berhasil diamankan tanpa perlawanan.
"Tidak ada barang berbahaya, tidak ditemukan sajam atau barang terlarang lainnya. Tapi aksi mereka jelas membahayakan dan melanggar ketertiban umum," tegas Rudi.
Usai dilakukan pendataan dan pembinaan, para pelajar tersebut dipulangkan ke orang tuanya sekitar pukul 12.00 WIB. Namun sebelumnya, mereka diminta menandatangani surat pernyataan untuk tidak mengulangi perbuatannya.
Tak hanya itu, para orang tua yang menjemput juga mendapat imbauan untuk lebih ketat mengawasi aktivitas anak-anaknya. Pihak sekolah pun diminta berperan aktif dalam pembinaan.
"Kami minta masing-masing sekolah mengirim surat resmi berisi komitmen untuk melakukan pembinaan internal terhadap siswa yang terlibat," imbuhnya.
AKP Rudi juga mengingatkan bahwa konvoi antar perguruan silat kerap menjadi pemicu gesekan yang berujung pada konflik horizontal.
"Konvoi seperti ini sering jadi penyulut konflik antar kelompok. Kami minta guru dan orang tua ikut menjaga kondusifitas wilayah," ucapnya.
Sementara itu, Kapolres Ponorogo AKBP Andin Wisnu Sudibyo menegaskan pihaknya akan terus menggencarkan patroli gabungan, terlebih menjelang maupun usai pengesahan perguruan silat.
"Ini adalah bentuk komitmen kami untuk memastikan rasa aman dan nyaman bagi seluruh masyarakat Ponorogo," pungkas AKBP Andin.
(dpe/abq)