Kontingen Trenggalek gagal menorehkan prestasi gemilang dalam ajang Pekan Olah Raga Provinsi (Porprov) IX Jatim 2025. Bahkan posisinya berada di urutan ke-38 dari 38 kabupaten/kota.
Pada Porprov IX Jatim kontingen Trenggalek hanya berhasil meraup 12 medali, dengan rincian 3 medali emas, 4 medali perak dan 5 medali perunggu. Cabang bolah raga yang meraih medali di antaranya senam, catur, silat, paralayang, lintas alam dan panahan. Namun, jumlah itu di bawah target Koni Trenggalek.
"Kami menargetkan total 15 medali, tapi hanya terealisasi 12 medali," kata Wakil Ketua Umum Koni Trenggalek Adit Suparno, Selasa (8/7/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pihaknya mengakui capaian medali dalam Porprov Jatim tahun ini meleset. Kegagalan tersebut diduga diakibatkan oleh berbagai faktor, mulai dari minimnya regenerasi atlet, fasilitas olah raga yang kurang memadai hingga alokasi anggaran yang minim.
"Dari evaluasi sementara kami, regenerasi atlet ini memang kurang berjalan dengan baik, ada beberapa atlet kami yang sebelumnya bisa bertanding, tahun ini tidak bisa, karena faktor usia dan ada juga yang kuliah," ujarnya.
Tidak hanya itu beberapa cabang olah daga juga tidak memiliki ajang kompetisi yang rutin, sehingga pihaknya kesulitan untuk mengukur dan mencari atlet potensial.
Adit menyebut minimnya anggaran dari pemerintah juga menjadi faktor yang memicu jebloknya prestasi Trenggalek. Sabab, tanpa dukungan anggaran yang memadai, para atlet kesulitan mengikuti berbagai kejuaraan rutin yang digelar oleh masing-masing cabor.
Pada APBD Perubahan 2024 Koni Trenggalek juga tidak mendapatkan alokasi anggaran karena difokuskan untuk pembiayaan pemilihan kepala daerah.
"Efisiensi anggaran ini sangat berpengaruh terhadap pembinaan atlet di Trenggalek. Bahkan kemarin itu anggarannya hanya cukup untuk porprov ya mulai hotel, uang saku, uang makan sebagainya," jelasnya.
Minimnya anggaran juga membuat Koni Trenggalek tidak bisa menyelenggarakan pembinaan secara maksimal, termasuk pemusatan latihan di tingkat daerah.
"Belum lagi terkait fasilitas pendukung olah raga, di Trenggalek ini sangat minim. Kita kalau mau latihan renang saja harus ke luar kota, karena di Trenggalek tidak punya kolam yang memiliki standar," kata Adit.
Meski demikian pihaknya berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu kelancaran kontingen Trenggalek dan para atlet yang telah bertanding. "Makanya target kami sebelum berangkat juga tidak muluk-muluk, menyesuaikan dengan kondisi yang ada," imbuhnya.
Sementara itu Kabid Pemuda dan Olah Raga, Dinas Pendidikan dan Olah Raga (Disdikpora) Trenggalek, Joko Purwito mengakui target kontingen Trenggalek tidak mampu tercapai. Pihkanya menyebut para atlet telah berusaha semaksimal mungkin untuk meraih prestasi.
"Atlet kita tahun ini memang banyak yang yunior, kami yakin dua tahun lagi bisa meraih medali," kata Joko.
Sementara itu Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin, menanggapi santai anjloknya prestasi kontingennya. Ia lantas menyebut tahun depan Trenggalek akan bangkit.
"Nggak apa-apa, semangat, kita balik nanti tahun depan," kata Arifin.
(auh/abq)