Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) merupakan agenda tahunan yang diselenggarakan setiap awal tahun ajaran untuk menyambut peserta didik baru. Kegiatan ini bertujuan memperkenalkan siswa pada lingkungan sekolah, tata tertib, serta membangun kedekatan dengan teman dan guru.
Agar kegiatan MPLS tidak terasa membosankan, penting bagi panitia untuk merancang acara yang menyenangkan dan interaktif. Salah satu cara yang efektif adalah menyisipkan berbagai permainan seru ke dalam rangkaian kegiatan. Permainan ini tidak hanya membuat suasana menjadi lebih cair, tetapi juga menjaga semangat siswa tetap tinggi sepanjang hari.
Ide Kegiatan MPLS
Berikut ini delapan ide kegiatan MPLS berupa permainan yang bisa diterapkan untuk menciptakan suasana yang hangat, kompak, dan menyenangkan di antara siswa baru.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Cerdas Cermat
Cerdas cermat menjadi salah satu permainan yang paling sering dipilih saat MPLS. Permainan ini diawali dengan pembentukan kelompok atau tim dengan jumlah anggota yang dapat disesuaikan.
Panitia dapat menyiapkan pertanyaan seputar ilmu pengetahuan umum atau yang berkaitan dengan mata pelajaran seperti matematika, pendidikan kewarganegaraan, pengetahuan sosial, dan lain-lain.
Panitia bisa juga memberikan pertanyaan seputar materi MPLS yang telah diberikan, sekaligus untuk mengulas agar siswa-siswi tidak lupa. Sediakan hadiah atau apresiasi kecil-kecilan, agar murid-murid semakin bersemangat.
2. Telur, Ulat, Kepompong, Kupu-Kupu
Permainan yang satu ini bisa dilakukan secara individu tanpa harus membentuk sebuah tim atau kelompok. Namun, sebelum mulai bermain, panitia harus memberikan demonstrasi singkat agar murid-murid tidak bingung.
Sama seperti siklus kupu-kupu pada umumnya, setiap murid akan menggambarkan diri mereka sebagai telur dengan membentuk gestur kedua tangan diangkat melengkung di atas kepala.
Setelah itu, mereka harus mencari teman untuk bermain gunting, batu, kertas. Dari permainan tersebut, murid yang menang dapat lanjut ke fase ulat, sedangkan yang kalah harus mencari teman yang masih di fase telur dan bermain gunting, batu, kertas lagi sampai menang dan bisa naik tingkat.
Lakukan terus sampai berhasil mencapai fase kupu-kupu. Bagi murid-murid yang paling terakhir menjadi kupu-kupu akan dianggap kalah.
3. Simon Says!
Dalam permainan ini harus ada satu orang di depan yang bertugas untuk memberikan instruksi "Simon says" atau "Simon berkata". Kalian dapat memilih dari panitia atau pembimbing yang sedang bertugas.
Setelah itu, panitia tersebut harus memberikan sebuah instruksi atau perintah. Setiap perintah yang diawali dengan "Simon berkata" harus dilakukan, sebaliknya apabila perintah tersebut tidak diawali dengan kalimat "Simon berkata" maka tidak boleh dilakukan.
Sebagai contoh, apabila panitia menyebut "Simon berkata pegang telinga" maka seluruh murid harus memegang telinga. Apabila panitia bilang "pegang pundak teman", mereka yang berubah posisi dari pegang telinga ke memegang pundak teman dinyatakan kalah.
Permainan ini melatih fokus dan konsentrasi. Agar lebih menyenangkan, murid-murid yang kalah bisa diberi hukuman yang menghibur dan ringan di akhir permainan.
Baca juga: Tema MPLS 2025, Ini Kegiatan hingga Larangan |
4. Boom
Permainan yang melatih konsentrasi selanjutnya adalah Boom. Permainan ini tidak membutuhkan peralatan maupun bahan-bahan.
Para peserta cukup diarahkan untuk membuat formasi melingkar, kemudian panitia akan menentukan satu nomor yang kelipatannya tak boleh disebut.
Misalnya, murid-murid dilarang menyebut kelipatan angka 2. Maka, permainan diawali dengan berhitung mulai dari angka 1, kemudian murid yang mendapat kelipatan angka 2 harus bilang "Boom". Murid yang menyebut angka kelipatan dan tidak bilang "Boom" akan dianggap kalah.
5. Estafet Hula Hoop
Sesuai dengan namanya, dalam permainan ini, panitia perlu menyiapkan hula hoop. Namun, sebelumnya, panitia dapat membagi peserta MPLS menjadi beberapa kelompok terlebih dahulu.
Pastikan setiap kelompok mendapat satu buah hula hoop. Setelah itu, setiap kelompok dapat membentuk formasi berjajar atau berbaris, kemudian hula hoop akan dipegang oleh orang paling pertama. Setiap anggota harus mengoper hula hoop agar sampai ke anggota di ujung yang lain tanpa terjatuh. Apabila hula hoop jatuh di tengah-tengah, maka mereka harus mulai dari awal. Mereka yang dapat mengoper hulahoop sampai ke finish paling cepat dinyatakan sebagai pemenang.
Permainan ini melatih ketangkasan dan kerja sama dengan tim yang baik. Mereka harus memikirkan strategi agar hulahoop dapat sampai ke finish tanpa terjatuh berulang kali.
6. Rebutan Kursi
Dalam permainan ini, dari kelompok yang telah dibentuk oleh panitia, masing-masing kelompok harus mengirimkan satu perwakilan untuk memainkan permainan ini.
Di sisi yang lain, panitia sudah menyiapkan bangku-bangku sesuai dengan jumlah kelompok dikurangi satu. Bangku-bangku tersebut membentuk formasi melingkar.
Agar lebih seru, siapkan juga lagu untuk diputar dan sebagai bentuk aba-aba. Selama lagu dimainkan, perwakilan yang sudah di depan akan berjalan mengelilingi kursi-kursi tersebut. Namun, ketika lagu dihentikan, mereka harus cepat-cepat duduk di kursi yang telah disediakan. Murid yang tidak mendapatkan kursi akan keluar dari formasi dan dinyatakan kalah.
Tak jarang mendekati babak akhir, ketika pemain hanya tersisa 2 orang dan kursi yang tersedia hanya 1, suasana akan berubah menjadi semakin kompetitif, sehingga menambah semangat dan antusiasme murid-murid MPLS.
7. Tebak Lagu Google Translate
Dalam permainan ini, panitia akan menyiapkan daftar lagu yang akan digunakan. Lagu-lagu yang dipilih bisa lagu daerah, lagu nasional, maupun lagu-lagu populer.
Dalam permainan ini, panitia akan menyetel sebuah lagu. Namun, tidak sekedar menyetel, lagu tersebut akan dinyanyikan oleh google atau AI dengan menggunakan aksen bahasa-bahasa asing. Dengan demikian, murid-murid tidak akan mudah menebak lagu tersebut.
Murid yang berhasil menebak judul lagu dengan benar, akan dinyatakan berhasil. Agar semakin seru, setelah berhasil menebak, panitia boleh meminta murid untuk menyanyikan lagunya secara singkat.
8. Lampu Merah Lampu Hijau
Detikers pasti sudah tidak asing dengan permainan dalam serial TV Korea Selatan, Squid Game. Lampu merah lampu hijau dapat menjadi permainan yang menarik untuk dilakukan dalam MPLS.
Tidak jauh berbeda dengan yang ditunjukkan dalam serial Squid Game. Dalam permainan ini, akan ada satu panitia yang bertugas untuk memberikan instruksi atau aba-aba.
Aba-aba bisa berupa nyanyian singkat atau rangkaian kalimat. Panitia di depan akan menghadap ke belakang sembari menutup mata. Sementara itu, para murid akan membentuk formasi bebas di belakangnya. Kemudian, dilanjutkan dengan bernyanyi atau menyebut kalimat sebagai aba-aba. Saat aba-aba tersebut berakhir, panitia akan berbalik badan menghadap ke para murid.
Titik tempat panitia tersebut berdiri adalah garis finish. Setiap kali aba-aba disebutkan, itu adalah kesempatan para murid untuk melangkah maju perlahan. Namun, ketika aba-aba berakhir, murid harus mematung dan tidak boleh bergerak sedikit pun. Mereka yang tertangkap bergerak oleh panitia, harus duduk di tempat sebagai tanda bahwa mereka kalah.
Mereka yang sampai pada garis finish tanpa tertangkap oleh panitia dinyatakan sebagai pemenang, sedangkan mereka yang duduk akan dinyatakan kalah dan panitia boleh memberikan hukuman yang kreatif.
Demikian detikers ide kegiatan MPLS untuk bikin suasana cair.
(ihc/auh)