Inovasi energi terbarukan karya anak muda Lamongan kembali mencuri perhatian nasional. Adalah AISOLA, panel surya pintar berbasis AI, yang sukses menyabet penghargaan dalam ajang Talenta Wirausaha BSI (TWB) 2024-2025.
AISOLA dikembangkan oleh tim PT Hayago Robotika Indonesia yang digawangi Muhammad Hariz Izzuddin, mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) asal Lamongan. Produk ini dirancang sebagai solar tracker otomatis yang mampu meningkatkan efisiensi panel surya hingga 30 persen.
"Kami ingin AISOLA jadi solusi nyata untuk akses energi bersih, terutama di pesantren kecil dan desa terpencil yang belum terjangkau listrik," kata Direktur PT Hayago Robotika Indonesia, Muhammad Hariz Izzuddin dalam keterangannya, Selasa (1/7/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bukan cuma itu, AISOLA juga dilengkapi fitur pemantauan energi secara real-time berbasis AI. Lewat dashboard digital, pengguna bisa mengecek performa panel, estimasi penghematan, hingga mendeteksi potensi gangguan secara langsung. Hariz menyebut, AISOLA tidak dikembangkan semata untuk tujuan komersial, tapi difokuskan sebagai bagian dari program CSR perusahaan, bekerja sama dengan NGO, perusahaan energi, hingga lembaga keagamaan untuk distribusi dan implementasi.
"Bukan sekadar alat yang dijual, tapi teknologi yang dibagikan dan dikembangkan bareng masyarakat," ujar Hariz.
CTO AISOLA, Muhammad Khusnul Khuluq menambahkan, seluruh sistem dibuat user-friendly dengan modul bersifat plug-and-play, dan semua fitur bisa diakses bahkan oleh pengguna non-teknis.
"Kalau misalnya ada gangguan, sistem akan langsung memberi notifikasi. Jadi intinya, ini seperti asisten pintar buat panel surya," jelas Khusnul.
Sebagai informasi, program Talenta Wirausaha BSI 2024-2025 diikuti 9.661 peserta dari seluruh Indonesia. Ajang ini merupakan bagian dari BSI Sustainable Movement yang mengintegrasikan prinsip ESG dan nilai maqashid syariah.
Dari ribuan peserta, hanya 12 finalis terbaik dari 4 kategori yang berhasil lolos ke babak akhir dan berhak atas total hadiah Rp 750 juta. Mereka juga mendapat akses pelatihan bisnis, business matching, dan kesempatan tampil di ajang nasional hingga internasional.
Kemenangan AISOLA menjadi bukti inovasi berdampak tak selalu lahir dari perusahaan besar. Lewat tangan dingin mahasiswa daerah, teknologi bisa jadi solusi untuk energi bersih, lingkungan, dan keadilan sosial.
(auh/abq)