Bupati Ipuk Launching Sniper Inklusi dan Lentera Banyuwangi

Bupati Ipuk Launching Sniper Inklusi dan Lentera Banyuwangi

Eka Rimawati - detikJatim
Rabu, 25 Jun 2025 13:45 WIB
Bupati Ipuk launching Sniper Inklusi dan Lentera Banyuwangi
Bupati Ipuk launching Sniper Inklusi dan Lentera Banyuwangi. (Foto: Istimewa)
Banyuwangi -

Pemerintah Kabupaten Banyuwangi meluncurkan dua inovasi terbaru yang memperkuat upaya pengentasan kemiskinan dan peningkatan layanan sosial serta kesehatan. Dua program tersebut adalah Sniper Inklusi dan Lentera Banyuwangi, yang diresmikan langsung oleh Bupati Ipuk Fiestiandani.

Dihadiri oleh perwakilan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Pemprov Jatim Margoyuwono dan Sobirin, inovasi yang digagas oleh 2 Aparatur Sipil Negara (ASN) Banyuwangi ini telah melalui tahap uji oleh Pemprov Jatim.

Sniper inklusi digagas oleh Kadinsos PPKB Banyuwangi Henik Setyorini, sementara Lentera Banyuwangi digagas oleh Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, MY Bramuda.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengapresiasi inovasi tersebut. Menurutnya, inovasi itu kian memperkaya inovasi layanan yang sebelumnya telah ada.

"Sebenarnya ini merupakan project perubahan dari 2 ASN kita yang saya beri tugas untuk menjalani pendidikan PIM 2. Mereka membuat project ini, sehingga ini melengkapi inovasi layanan yang sebelumnya ada," kata Ipuk.

ADVERTISEMENT

Ipuk menjelaskan, Sniper Inkulasi merupakan layanan pengentasan kemiskinan dan penanganan bagi Pemerlu Atensi Sosial (PAS). Sistemnya kolaborasi antara pemerintah dengan lembaga-lembaga filantropi dan perbankan.

Dalam program Sniper Inklusi yang dijalankan secara tim, terbagi menjadi tim analisis dan tim asesmen. Analisa dilakukan secara komprehensif dibantu sistem AI untuk menentukan ketepatan asesmen.

"Harapannya penanganan bisa benar-benar tepat sasaran sesuai dengan apa yang dibutuhkan PAS," jelasnya.

Sementara Lentera Banyuwangi adalah integrasi layanan kesehatan yang mengutamakan kecepatan layanan serta efisiensi layanan. Fasilitas kesehatan di Banyuwangi terkoneksi lewat inovasi ini.

"Semuanya terkoneksi dari klinik hingga rumah sakit. Misalkan mau akses ke rumah sakit, butuh ambulans masyarakat tinggal membuka aplikasi. Rekam medik, misal butuh rujukan masyarakat tidak perlu lagi membawa berkas, cukup menunjukkan NIK maka rekam mediknya akan muncul, jadi tidak perlu repot bawa berkas. Masyarakat juga tidak perlu antre, karena jadwal layanannya juga sudah tertera di aplikasi," terangnya.

Dari Lentera Banyuwangi, pemerintah daerah juga bisa memantau performa dokter. Prinsipnya yakni "Menyehatkan di luar dan mendisiplinkan di dalam".

Inovasi Sniper Inklusi dan Lentera Banyuwangi nantinya bakal terintegrasi dengan layanan Super Apps aplikasi Smart Kampung.

"Kami berharap semua inovasi yang diciptakan bukan hanya launching-nya yang besar tapi juga harus bisa berdampak, berkelanjutan. Tentunya perlu dimonitoring dan dievaluasi penerapannya. Supaya tahu mana lebih dan kurangnya," terangnya.

Sementara itu, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Pemprov Jatim, Margoyuwono menyebut Banyuwangi adalah barometer inovasi nasional. Banyak inovasi lahir dari daerah berjuluk Sunrise of Java ini.

"Dua inovasi ini akan semakin melengkapi layanan yang sudah ada," kata Margoyuwono.

Dalam project ini, Margoyuwono bertindak sebagai pembimbing. Ia mengapresiasi kegigihan dari Henik Setyorini dan MY Bramuda.

"Pak Bram dan Bu Henik melihat apa yang kurang dan perlu disempurnakan. Karena semangat itu yang harus ada diri ASN. Saya mengapresiasi hal tersebut," tegasnya.




(auh/hil)


Hide Ads