Jalan HOS Cokroaminoto, Ponorogo disulap menjadi ruang ekspresi terbuka saat puluhan seniman muda mengikuti Festival Melukis On The Spot, Minggu (22/6/2025). Kegiatan ini menjadi salah satu agenda unggulan dalam rangkaian Grebeg Suro 2025 yang sukses menyedot perhatian masyarakat.
Sebanyak 50 peserta dari berbagai latar belakang ambil bagian dalam festival ini. Mereka datang dari kalangan pelajar, lansia, seniman profesional hingga masyarakat umum yang sekadar menyalurkan hobi.
"Pesertanya membludak, ini benar-benar di luar ekspektasi kami. Ternyata antusias masyarakat sangat tinggi," ujar Koordinator Acara, MA Fathurrohman kepada wartawan, Senin (23/6/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fathurrohman menilai, lonjakan jumlah peserta menunjukkan tingginya kecintaan masyarakat Ponorogo terhadap seni lukis. "Minat berpartisipasi sangat besar, ini bukti bahwa seni rupa punya tempat di hati warga," tambahnya.
Dalam festival ini, panitia menyediakan media berupa kanvas putih polos. Para peserta diberi kebebasan menentukan spot favorit sepanjang Jalan HOS Cokroaminoto untuk melukis sejak pagi hingga sore hari.
"Objek lukisan bebas, asal masih di sekitar kawasan jalan ini. Setelah selesai, hasil karya mereka kami kumpulkan dan pamerkan sampai 30 Juni 2025," jelas Fathurrohman.
Salah satu peserta, Carissa Luveena Olivia (16), mengaku senang bisa ikut festival. Ia mengangkat tema lukisan berjudul One Purity yang menggambarkan kesucian jiwa manusia.
"Begitu tahu ada acara ini, saya langsung daftar. Ini kesempatan bagus untuk asah kemampuan dan karyanya bisa dipamerkan," tutur siswi asal Ponorogo tersebut.
Carissa bercerita bahwa kecintaannya pada dunia melukis sudah tumbuh sejak kecil. "Serius mulai SD. Sekarang saya eksplorasi ke media digital juga, selain kanvas," imbuhnya.
Festival ini menjadi salah satu ruang pembuktian kreativitas masyarakat Ponorogo, terutama para generasi muda. Harapannya, geliat seni rupa seperti ini bisa memperkuat langkah Ponorogo menuju status sebagai bagian dari UNESCO Creative Cities Network (UCCN), jejaring kota kreatif dunia di bawah UNESCO.
Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko yang turut hadir di lokasi, mengaku terkesan dengan karya-karya para peserta, khususnya dari kalangan muda.
"Ada dua anak muda yang melukis luar biasa. Satu menggambarkan kejernihan jiwa, satunya lagi soal keseimbangan dengan pola zig-zag. Anak-anak sekecil itu sudah berpikir sedalam itu, di luar bayangan saya," ucap Bupati yang akrab disapa Kang Giri itu.
Ia menyatakan komitmennya untuk terus menggali potensi anak-anak muda di bidang seni demi mendorong Ponorogo menjadi kota kreatif dunia.
"Anak-anak muda berbakat ini akan terus kami kulik potensinya. Semua ambil bagian di ruangnya masing-masing. Tugas saya sebagai bupati menciptakan episentrum ekonomi agar orang bisa spending lewat karya seni mereka," tegasnya.
Kang Giri juga menekankan pentingnya keberlanjutan ekosistem seni, tidak hanya saat Grebeg Suro berlangsung.
"Saya ingin geliat ekonomi dari seni tidak hanya saat Grebeg Suro saja, tapi juga di luar itu. Bahkan saya ingin ada griya seni lukis di jalan-jalan, supaya kreativitas terus tumbuh dan terfasilitasi," pungkasnya.
(auh/hil)