Kata Korea Utara Usai Iran Dikeroyok Israel dan AS

Kabar Internasional

Kata Korea Utara Usai Iran Dikeroyok Israel dan AS

Novi Christiastuti - detikJatim
Senin, 23 Jun 2025 14:45 WIB
The North Korean flag is seen in the countrys embassy compounds in Kuala Lumpur on March 19, 2021, after North Korea severed diplomatic ties with Malaysia in response to the extradition of a citizen to the US earlier this month. (Photo by Sazali Ahmad / AFP)
Ilustrasi bendera Korea Utara (Foto: AFP/SAZALI AHMAD)
Surabaya -

Pemerintah Korea Utara (Korut) mengutuk keras serangan yang dilancarkan Amerika Serikat (AS) terhadap fasilitas-fasilitas nuklir Iran. Pyongyang menyebut serangan Washington itu sebagai pelanggaran terhadap piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Pemerintah Korut juga menyalahkan "keberanian Israel yang sembrono" sebagai penyebab ketegangan memuncak di kawasan Timur Tengah.

"Republik Demokratik Rakyat Korea mengutuk keras serangan terhadap Iran oleh AS yang sangat melanggar Piagam PBB soal menghormati kedaulatan," sebut juru bicara Kementerian Luar Negeri Korut, seperti dikutip media pemerintah Pyongyang dan dilansir AFP, Senin (23/6/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Juru bicara yang tidak disebut namanya itu menyebut ketegangan regional yang sedang berlangsung merupakan "produk tak terelakkan yang disebabkan oleh keberanian Israel yang sembrono".

Disebutkan juga oleh juru bicara itu bahwa Israel "telah mempromosikan kepentingan sepihak melalui gerakan perang tanpa henti dan ekspansi wilayah".

ADVERTISEMENT

Pernyataan ini menandai komentar pertama Korut, yang memiliki senjata nuklir, tentang serangan AS terhadap fasilitas nuklir Iran pada akhir pekan.

Presiden AS Donald Trump, pada Minggu (22/6), menyebut serangan negaranya telah "menghancurkan" program nuklir Iran. Namun Washington bersikeras mengatakan mereka tidak berniat untuk menggulingkan pemerintah Teheran.

"Kerusakan besar terjadi pada semua lokasi nuklir di Iran, seperti yang ditunjukkan oleh citra satelit. Pemusnahan adalah istilah yang akurat!" sebut Trump dalam pernyataan via media sosial, tanpa membagikan citra satelit yang dimaksudnya.

Korut diyakini memiliki puluhan hulu ledak nuklir dan berbagai sistem pengiriman saat berhadapan dengan Korea Selatan (Korsel) dan sekutu utamanya, AS, yang menempatkan sekitar 30.000 tentara di Semenanjung Korea.

Korut dan Korsel secara teknis masih berperang, karena Perang Korea tahun 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata bukan perjanjian damai.

Artikel ini telah tayang di detikNews. Klink di sini.




(dpe/abq)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads