Sederet Fakta Batalnya Aksi Forum Madura Lumpuhkan Surabaya

Sederet Fakta Batalnya Aksi Forum Madura Lumpuhkan Surabaya

Mira Rachmalia - detikJatim
Minggu, 15 Jun 2025 10:20 WIB
Forum Solidaritas Madura Indonesia bakal demo besar-besaran buntut penertiban parkir liar di Surabaya
Forum Solidaritas Madura Indonesia (Foto: Dok. Istimewa/tangkapan layar)
Surabaya -

Rencana aksi besar-besaran Forum Solidaritas Madura Indonesia (FSMI) untuk melumpuhkan Kota Surabaya selama lima hari batal dilaksanakan. Aksi ini sebelumnya direncanakan sebagai bentuk protes terhadap penertiban juru parkir liar yang dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Protes tersebut dipicu oleh narasi yang berkembang di media sosial, yang dinilai menyudutkan identitas etnis Madura. Namun, setelah menggelar audiensi dengan Wali Kota Surabaya, FSMI memutuskan untuk membatalkan aksi tersebut.

Fakta-Fakta Batalnya Aksi Lumpuhkan Surabaya

1. FSMI Batalkan Aksi Setelah Audiensi dengan Wali Kota Surabaya

FSMI membatalkan rencana demonstrasi setelah melakukan audiensi dengan Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi. Dalam pertemuan tersebut, FSMI menyampaikan keberatannya terhadap konten-konten yang beredar selama proses penertiban, yang dianggap menyudutkan dan menstigma etnis Madura.

"Kami ingin mengingatkan bahwa tidak semua orang Madura bertindak seperti itu, sehingga harapan kami tidak ada lagi konten-konten yang dapat menimbulkan stigma negatif terhadap salah satu suku," ujar Baihaki Akbar, koordinator aksi FSMI.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

2. FSMI Dukung Program Penertiban Jukir Selama Tidak Diskriminatif

Meskipun sempat menentang, FSMI menyatakan dukungan terhadap program penertiban juru parkir liar, asalkan dijalankan secara adil dan tidak menyudutkan kelompok tertentu. Mereka menegaskan komitmen untuk mendukung program Pemkot demi kemajuan dan ketertiban Kota Surabaya.

"Seluruh program yang telah dilakukan Pemerintah Kota Surabaya adalah untuk memberikan kesejahteraan maupun kemajuan kepada warganya. Dan itu pasti akan kami dukung bersama," tegas Baihaki.

ADVERTISEMENT

3. Wali Kota Surabaya Tekankan Etika Petugas Parkir

Dalam audiensi tersebut, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menegaskan pentingnya kejujuran dalam praktik perparkiran. Ia mengingatkan agar petugas parkir tidak menarik tarif melebihi yang tertera pada karcis, dan tidak meminta uang tanpa karcis sebagai bentuk tanggung jawab dan ketertiban.

"Kalau kita ingin menjaga Surabaya, ketika menjadi petugas parkir, satu, jangan menarik parkir di atas karcis yang sudah ditentukan. Kedua, jangan menarik uang tanpa karcis," kata Eri.

4. FSMI Awalnya Rencanakan Aksi Massa Selama Lima Hari

Sebelum audiensi, FSMI sempat menyatakan akan menggelar aksi selama lima hari, mulai Senin (16/6/2025) hingga Jumat (20/6/2025), di sejumlah titik strategis Kota Surabaya. Mereka menyampaikan lima tuntutan, termasuk kritik terhadap gaya kepemimpinan Wali Kota dan harapan agar tidak menyakiti perasaan masyarakat Madura.

"Maka dengan ini kami pastikan, Senin tanggal 16 sampai Jumat tanggal 20 Juni 2025, kami dari Forum Solidaritas Madura Indonesia akan melumpuhkan Kota Surabaya, camkan itu," ucap Baihaki dalam video yang beredar sebelum audiensi.




(auh/ihc)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads