Duka mendalam menyelimuti keluarga besar Nahdlatul Ulama (NU), dan masyarakat Madura. Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pamekasan Taufik Hasyim, bersama istrinya, Nyai Amiratul Mawaddah, meninggal dunia dalam kecelakaan maut di ruas Tol Pasuruan-Probolinggo, Sabtu (14/6/2025) dini hari.
Keduanya meninggalkan enam orang anak yang masih kecil, di antaranya masih balita dan bayi. Bahkan, dalam kecelakaan maut tersebut, dua anaknya ikut dalam rombongan, yaitu Moh Syakir (7) dan Muhammad Ali (4).
Taufik dikenal sebagai sosok ulama yang aktif dalam kegiatan keagamaan dan sosial. Sebelum kecelakaan, ia sempat menghadiri acara haul di Banyu Anyar, dilanjutkan hadir di Pendopo Pamekasan, serta memberikan sambutan dalam pelantikan Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) pada Jumat malam (13/6/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Meskipun sudah tinggal di Jember, almarhum masih mengurusi NU. Tadi malam sebelum bertolak ke Jember, masih hadir ke acara pelantikan Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU)," ungkap Katib Syuriah PCNU Pamekasan KH Ihya'uddin Yasin, Sabtu (14/6/2025).
Kecelakaan itu terjadi sekitar pukul 02.00 WIB di Km 835.600/A Tol Pasuruan-Probolinggo. Saat itu, Taufik dan rombongan dalam perjalanan menuju Jember untuk kembali ke Ponpes Miftahul Ulum Kali Glagah, yang diasuhnya.
Berdasarkan informasi dari Dirlantas Polda Jatim, mobil Toyota Innova Zenix nopol N 1086 EL yang ditumpangi Taufik bersama rombongan menabrak bagian belakang truk barang DK 8348 CT yang sedang melaju di jalur lambat.
Diduga pengemudi mengalami microsleep sehingga menabrak bagian belakang truk Mitsubishi bernomor polisi DK 8348 CT, yang dikemudikan Siswoyo (25), asal Desa Sumberbulus, Kecamatan Ledok Ombo, Kabupaten Jember.
"Kami datangi lokasi kejadian, dari hasil olah TKP, dugaan sementara mikrosleep atau ngantuk. Dasar alat TKP untuk kendaraan truknya di jalur lambat, kemudian mobil Innova nabrak dari belakang, untuk korban dua orang meninggal dunia," terang Kanit Gakkum Satlantas Polres Probolinggo Kota Ipda Farouk Hidayat.
Dalam kendaraan tersebut terdapat enam penumpang, yakni sopir Moh Sholehudin, dua anak Taufik, Siti Sulaiha, serta Taufik dan istrinya. Hanya sopir dan anak-anak Taufik yang dilaporkan selamat, sementara Taufik dan istri meninggal dunia di lokasi kejadian.
"Untuk putra-putri masih dalam perawatan di RSUD Ar-Rozzy," tegas Farouk.
Rencananya, jenazah Taufik dan istri akan dimakamkan di Jember. Duka pun menyelimuti tidak hanya lingkungan pondok dan warga NU, tetapi juga keluarga besar yang kini harus menguatkan diri untuk keenam anak yang ditinggalkan kedua orang tuanya.
"Almarhum bersama istrinya akan dimakamkan di Kali Glagah Jember karena beliau sudah menjadi pengasuh di PP Miftahul Ulum Kaliglagah," terang Yasin.
Ucapan belasungkawa dan doa pun mengalir dari berbagai tokoh, masyarakat, hingga media sosial. Kepergian Taufik dan istri tidak hanya menjadi kehilangan bagi keluarga, tetapi juga bagi umat.
(auh/irb)