Satu Tertinggal, Tangis Haru Warnai Kedatangan Jemaah Haji Trenggalek

Satu Tertinggal, Tangis Haru Warnai Kedatangan Jemaah Haji Trenggalek

Adhar Muttaqin - detikJatim
Jumat, 13 Jun 2025 21:45 WIB
Tangis haru warnai kedatangan jemaah haji Trenggalek.
Tangis haru warnai kedatangan jemaah haji Trenggalek. (Foto: Adhar Muttaqin/detikJatim)
Trenggalek -

Sebanyak 359 jemaah haji asal Trenggalek akhirnya kembali menginjakkan kakinya di Tanah Air. Hanya saja, 1 jemaah yang tergabung dalam kloter tersebut masih tertinggal di Arab Saudi karena sakit.

Kedatangan jemaah haji di Pendapa Manggala Praja Nugraha Trenggalek itu disambut tangis haru anggota keluarga dan kerabat dari masing-masing jemaah. Mereka saling melepas rindu dengan cara berpelukan usai 40 hari berpisah.

Kasi Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kantor Kementerian Agama Trenggalek Subhan Hamzah mengatakan jumlah jemaah haji kloter 4 yang tiba di Indonesia sebanyak 359 orang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jumlah total 359, tetapi yang ikut rombongan dan tiba di Trenggalek ada 357 orang, dua orang dijemput keluarga di Surabaya karena kondisinya sakit dan kelelahan," kata Subhan, Jumat (13/6/2025).

Dari jemaah haji kloter 4, terdapat satu jemaah asal Desa Kamulan, Kecamatan Durenan yang masih tertinggal di Arab Saudi karena mengalami sakit.

ADVERTISEMENT

"Atas nama Pak Samsudin, yang bersangkutan dirawat di rumah sakit di Jeddah. Namun informasinya siang tadi sudah membaik dan persiapan dipulangkan ke Indonesia. Nah, kekosongan kursi itu diisi oleh satu jemaah dari kloter lain atas nama Nasron asal Desa Karanganyar," ujarnya.

Menurutnya dari ratusan jemaah kloter 4 tidak ada yang meninggal dunia di Arab Saudi, seluruhnya dipastikan dapat pulang ke tanah air, termasuk yang masih sakit.

"Alhamdulillah tidak ada yang meninggal dunia," jelasnya.

Sementara itu salah satu jemaah asal Trenggalek Jamaludin Malik mengatakan rangkaian ibadah haji tahun ini secara umum berjalan lancar, meskipun ada beberapa kendala dan penyesuaian dengan aturan baru dari Kerajaan Arab Saudi.

"Ada sedikit permasalahan, hal ini muncul karena ada penerapan sistem baru yaitu sistem syarikah, yang dulu satu kloter bisa terkumpul jadi satu, tidak terpisah suami istri, tapi kali ini harus terpisah," kata Jamaludin.

Kondisi tersebut membuat beberapa jemaah merasa kerepotan dan membutuhkan penyesuaian. Meski demikian kondisi itu tidak sampai menganggu jalannya ibadah.

"Bagi saya ini ujian, tahapan-tahapan ibadah haji jangan mengambil enaknya saja. Tapi ini sarana kita untuk belajar yang terbaik dan mandiri serta membentuk kebersamaan dengan jemaah," ujarnya.

Menurutnya perubahan sistem baru tersebut juga sempat membuat petugas haji kewalahan. Ke depan diharapkan seluruh petugas mendapatkan pemahaman yang cukup terkait aturan baru itu.

"Kalau untuk cuaca kami kira masih standar saja, tidak terlalu tinggi. Sekitar 39,40,42 °C itu saja. Di Mina yang diinformasikan sampai 50 °C Alhamdulillah tidak ada, sehingga cuaca tidak terlalu berdampak pada jemaah," jelasnya.




(dpe/abq)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads