Kisah Pilu Ayah dan Bayi Tinggal di Kolong Jembatan Gedangan Sidoarjo

Kisah Pilu Ayah dan Bayi Tinggal di Kolong Jembatan Gedangan Sidoarjo

Suparno - detikJatim
Jumat, 30 Mei 2025 11:45 WIB
Kisah pria tinggal di kolong jembatan Sidoarjo
Kisah pria dan balitanya tinggal di kolong jembatan Sidoarjo/Foto: Tangkapan layar
Sidoarjo - Di balik hiruk-pikuk kota, di sudut kolong jembatan kawasan Gedangan, Sidoarjo, tersimpan kisah pilu seorang ayah yang berjuang sendirian demi buah hatinya. Achmad Yusuf Afandi (32), pria asal Mojokerto, terpaksa menjalani hidup berat bersama anak balitanya yang baru berusia 11 bulan.

Tak ada rumah, tak ada tempat teduh layak, hanya bentangan beton jembatan yang jadi atap sederhana mereka sejak tahun 2023. Yusuf pun hanya makan seminggu sekali karena uangnya digunakan membeli susu sang anak.

Kisah haru Yusuf mulai viral setelah videonya tersebar di TikTok dan Instagram. Saat itu, seorang pria bernama Najib, pemilik akun @najib_spbu bercerita saat dirinya mendapat laporan dari teman yang melihat adanya kehidupan anak bayi di bawah kolong jembatan.

Ia awalnya tak percaya karena akses ke kolong jembatan tersebut susah dilalui. Namun, Najib bersama timnya mencoba mencari jalan lain untuk mendekati seseorang yang dilihatnya di kolong jembatan.

Tak disangka ternyata ia bertemu Yusuf yang hidup bersama bayinya yang berusia 11 bulan. Kondisi di bawah kolong jembatan itu sangat miris. Ada beberapa perabot tak layak yang digunakan Yusuf sehari-hari.

Yusuf setiap hari menjalani kehidupan di sana dengan balitanya, mulai dari tidur, bermain, hingga memasak. Dalam videonya, Najib bahkan menyebut kondisi di bawah kolong sangat miris, apalagi jika ada kendaraan yang lewat di atasnya.

Saat ditemui detikJatim, Yusuf mengaku sudah dua tahun berada di sana.

"Aku dulu tinggal di Sidoarjo, lupa tepatnya di mana. Pokoknya di bawah jembatan sudah dari tahun 2023," ujar Yusuf saat ditemui detikJatim, Jumat (30/5/2025).

Yusuf mengaku terpaksa tinggal di kolong jembatan karena biaya hidup yang terlalu mahal. Bahkan, ia sering menahan lapar demi untuk membeli susu sang anak.

"Sudah nggak ada biaya buat kos, buat susu anak aja sampai harus nahan lapar. Aku seminggu cuma makan sekali, itu pun biar susu anak tetap ada," imbuhnya.

Kehidupan Yusuf makin terpuruk ketika sang istri yang setia mendampinginya di kolong jembatan, jatuh sakit dan tak tertolong. Dengan sekuat tenaga, Yusuf mengayuh sepeda angin sambil menggendong anaknya menuju RSUD Sidoarjo. Namun, nasib berkata lain.

"Istri saya nggak sadar waktu itu, terus meninggal di rumah sakit. Saya bawa jenazahnya ke keluarga di Jember, dimakamkan di sana," lanjut Yusuf lirih.

Sejak kepergian istrinya, Yusuf tetap bertahan di kolong jembatan hanya berdua bersama sang anak. Meski hidup di bawah garis kemiskinan, kasih sayangnya untuk sang buah hati tak pernah berkurang. Ia terus berusaha merawat anaknya dengan segala keterbatasan.


(irb/hil)


Hide Ads