Begini Dalih Anggota LSM yang Viral Gebrak Meja di SD Duko Sumenep

Begini Dalih Anggota LSM yang Viral Gebrak Meja di SD Duko Sumenep

Ahmad Rahman - detikJatim
Rabu, 28 Mei 2025 20:45 WIB
Viral Pria Ngaku Anggota LSM Sumenep Gebrak Meja dan Picu Kericuhan di Sekolah
Pria Ngaku Anggota LSM Sumenep gebrak meja bikin ricuh di sekolah buka suara. (Foto: Tangkapan layar)
Sumenep - Seorang pria mengaku anggota Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) viral di media sosial karena terekam video menggebrak meja di ruang guru. Pria itu datang ke SDN Duko 1, Kecamatan Arjasa, Pulau Kangean, Sumenep mengaku hendak mengklarifikasi penggunaan Dana BOS.

Berdasarkan penelusuran detikJatim, pria yang viral itu diketahui bernama Muhlis. Dia mengaku merupakan anggota dari LSM Bidik yang hendak mempertanyakan dana BOS di SDN Duko 1 yang menurutnya digunakan tidak sesuai peruntukan.

Muhlis mengaku datang ke sekolah itu tidak untuk membuat keributan tetapi sekadar melakukan klarifikasi. Dia kemudian merasa tidak nyaman ketika kepala sekolah itu meminta kepada guru di sana memvideo dirinya saat melakukan klarifikasi.

"Setelah itu, kepala sekolah minta kepada guru di sana agar divideo," katanya, Rabu (28/5/2025).

Bukan cuma itu, Muhlis juga merasa tidak nyaman ketika kepala sekolah itu memintanya menunjukkan kartu identitas. Dia pun akhirnya memperkenalkan diri sebagai anggota LSM.

"Kepala sekolah lalu bilang bahwa saya tidak berhak menginvestigasi dana BOS. Katanya, yang berhak itu Dinas Pendidikan, Inspektorat. Saya jawab, masyarakat saja bisa, masak LSM tidak?" Ucapnya.

Muhlis mengklaim, aksinya menggebrak meja itu lakukan dipicu ucapan kepala sekolah yang dia nilai kasar dan terkesan menantang. Terutama terkait dengan pertanyaan soal identitas dan legalitas LSM tempat dia bergabung menjadi anggota.

"Saya gebrak meja itu karena dia bolak-balik tanya identitas dan legalitas. Dia (kepala sekolah) memang tidak suka kepada LSM dan media," klaimnya saat dihubungi detikJatim.

Bukan cuma itu, ketika suasana menjadi semakin memanas, Muhlis mengaku sempat ditarik-tarik oleh guru yang ada di ruangan itu dan diusir dari ruangan itu. Kemudian setelah di luar ruangan dia diolok-olok oleh sejumlah siswa yang dia duga disuruh oleh guru.

"Tidak mungkin murid-murid bisa begitu tanpa ada yang mengarahkan," kata Muhlis.

Selanjutnya, Muhlis mengatakan bahwa kunjungannya ke SDN Duko 1 adalah rangkaian dari kegiatan klarifikasi Dana BOS ke sejumlah sekolah. Dia bandingkan kunjungannya di SDN Duko 1 itu dengan saat dirinya berkunjung ke sekolah lain.

"Sebelumnya saya ke SDN Kalikatak 2, tidak ada masalah. Juga ke SDN Arjasa 1, tapi tidak ketemu kepala sekolah. Baru setelah itu ke SDN Duko 1," pungkas Muhlis.

Kepala SDN Duko 1 Arjasa Sumenep menegaskan tidak ada pengusiran yang dilakukan oleh pihak sekolah saat itu. Dia sebutkan bahwa Muhlis sejak awal datang ke sekolah itu sudah berlaku tidak sopan dengan langsung masuk ke kantor guru tanpa salam dan dengan nada tinggi mencari kepala sekolah.

"Saya luruskan sama sekali tidak ada pengusiran. Jadi hari Senin itu kan kami upacara, sekitar jam 8 lewat tiba-tiba dia datang langsung masuk ke kantor dengan nada tinggi tanpa salam. Dia nanya mana kepsek?" Kata Yunus, Kepsek SDN Duko 1 Arjasa.

Setelah dipersilahkan duduk, Kepsek menanyakan kepentingannya datang mencari Kepala Sekolah. Katanya hendak menginvestigasi dana BOS dan menunjukkan data yang ada di HP-nya. Namun saat Yunus hendak melihatnya Muhlis tidak mengizinkan dirinya memegang HP itu.

"Dia bilang mau investigasi dana bos katanya, saya bilang itu bukan ranahnya LSM. Investigasi itu beda dengan kontrol. Nah kemudian seperti yang ada di video, silahkan di kroscek, yang pasti itu terjadi spontanitas," katanya.

Yunus juga memastikan tidak ada upaya pengerahan siswa oleh sekolah untuk mengusir aktivis LSM itu. Hanya saja, menurut Yunus, kejadian itu memang bersamaan dengan waktu jam istirahat pertama dan para siswa saat itu sempat ada yang sempat histeris ketakutan.

"Kalau ada isu kami mengerahkan murid itu tidak benar, dia gebrak meja. Saat itu sudah jam istirahat, murid keluar semua, kemudian ada murid yang histeris akhirnya ramai seperti dalam video itu," ujarnya.

Pihaknya mengakui memang meminta salah satu guru untuk memvideo kejadian itu agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan karena sejak awal, menurutnya gelagat pria itu sudah tidak baik.

"Untungnya memang saat negosiasi di kantor itu kami minta salah seorang teman untuk mengambil video karena kami tahu gelagatnya sudah tidak bagus. Dia bukan LSM sebenarnya, dia arogan," kata Kepsek SDN Duko 1.


(dpe/abq)


Hide Ads