Sebanyak 28 bangunan dan lapak pedagang di sekitar Stasiun Pasuruan dibongkar. Pembongkaran sebagai langkah untuk menciptakan kawasan stasiun yang tertib, nyaman, dan layak bagi seluruh pengguna jasa kereta api.
Para pedagang menyayangkan pembongkaran karena belum diberi kejelasan terkait relokasi. Mereka belum tahu akan berjualan di mana setelah pembongkaran.
"Saya nerusin orang tua di sini. Sudah 27 tahun dagang kelapa dan tahu," kata Ida (32), salah satu penjual yang lapaknya dibongkar, Senin (26/5/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sambil menangis, Ida mengaku bingung harus berjualan di mana.
"Nggak ada tempat, kalau ada tempat kan enak," ujarnya sesenggukan.
Wiyeh (43), penyedia jasa selep kelapa tidak kalah sedih. Ia mengaku sudah tinggal di bangunan yang dibongkar selama 40 tahun.
"Sejak kecil di sini. Sekeluarga tinggal di sini sejak orang tua saya. Nggak tahu kemana setelah ini, nggak ada tempat jualan, nggak ada tempat tinggal," ungkapnya.
Nurul, pedagang buah mengatakan rela dibongkar asal direlokasi. Ia bahkan mau jika harus membayar sewa.
"Nggak apa-apa asal direlokasi. Bayar nggak apa-apa," jelasnya.
Sebelumnya, Manager Hukum dan Humasda KAI Daop 9 Jember, Cahyo Widiantoro menjelaskan, penataan dan menertibkan pedagang telah didahului dengan tahapan sosialisasi kepada para pedagang sejak tanggal 15 Mei 2025.
Selain itu, pihak KAI juga telah memberikan surat peringatan kepada para pedagang agar dapat mengosongkan area tersebut secara mandiri sebelum dilakukan penertiban.
"Kami mengedepankan pendekatan persuasif dan humanis. Tujuan utama penataan ini adalah untuk mengembalikan fungsi trotoar dan akses stasiun agar dapat digunakan sebagaimana mestinya demi kenyamanan bersama. Kami juga mendapat dukungan penuh dari jajaran Pemerintah Kota Pasuruan dalam upaya ini," katanya.
Sementara itu, Wali Kota Pasuruan Adi Wibowo mengatakan, penertiban dilakukan untuk memberikan keadilan pada pedagang, penumpang kereta dan pejalan kaki. Pihaknya tengah mencari lokasi alternatif untuk para pedagang.
"Untuk tempat berjualan, sudah kami carikan alternatif lokasi. Pemerintah tidak tinggal diam, kami hadir dengan solusi," katanya.
Penataan kawasan ini dinilai penting, terlebih mengingat potensi dan pertumbuhan Stasiun Pasuruan yang kian meningkat. Data KAI menunjukkan, jumlah penumpang yang berangkat dari Stasiun Pasuruan terus mengalami pertumbuhan signifikan.
Tercatat, sebanyak 53.637 penumpang naik dari Stasiun Pasuruan pada tahun 2023, dan melonjak menjadi 62.395 penumpang pada tahun 2024.
Sementara itu, pada periode Januari hingga Mei 2025, jumlah penumpang telah mencapai 25.616, naik sekitar 2% dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya sebanyak 24.991 penumpang. KAI optimistis jumlah ini akan terus meningkat seiring dengan perbaikan sarana dan prasarana.
(auh/hil)