- Berikut Fakta-fakta Pilu Driver Indrive Setelah Tahu Akan Dilarang di Jatim 1. Driver Indrive Meminta Solusi 2. Padahal Aplikasi Indrive Menawarkan Harga Lebih Terjangkau 3. Hidupnya Sangat Bergantung kepada Aplikasi Indrive 4. Pendapatan Ojol Indrive Tak Menentu 5. Apabila Indrive Dinonaktifkan, Bakal Pindah Kerja ke Aplikasi Lain 6. Sempat di-PHK Oleh Pabrik
Demo besar-besaran ojek online (ojol) terjadi di Indonesia, termasuk di Surabaya pada Selasa (20/5). Demo tersebut berujung pada audiensi dengan pihak Pemprov Jatim.
Kepala Dinas Perhubungan Jatim, Nyono menyampaikan bahwa dari hasil audiensi dengan ojol, ada 2 poin penting, salah satunya adalah rencana pelarangan operasional aplikasi Indrive di wilayah Jatim.
Driver ojol aplikasi Indrive buka suara setelah Dinas Perhubungan berencana akan melarang beroperasi di Jatim. Mereka mengaku heran dengan kebijakan yang disebut cuma sepihak itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut Fakta-fakta Pilu Driver Indrive Setelah Tahu Akan Dilarang di Jatim
1. Driver Indrive Meminta Solusi
TA (50), salah satu driver Indrive menanyakan alasan utama kebijakan pelarangan beroperasi itu. Ia lantas meminta ada solusi terbaik dari aplikator dan pemerintah.
"Harusnya ada solusi, maksudnya kenapa ditutup, dari segi apa (masalahnya) kan pasti ada solusinya. Kenapa harus ditutup, kita banyak yang bergantung ke aplikasi Indrive," ujar salah satu driver Indrive di Surabaya, TA (50) kepada detikJatim, Rabu (21/5/2025).
2. Padahal Aplikasi Indrive Menawarkan Harga Lebih Terjangkau
Ia pun mengungkapkan bahwa layanan Indrive masih banyak dibutuhkan oleh masyarakat dari berbagai kalangan untuk melakukan mobilisasi.
Apalagi tarif perjalanan dari aplikasi Indrive cenderung lebih terjangkau dibanding aplikasi lainnya. Selain itu, Indrive juga ada fitur tawar menawar tarif untuk penumpang sebelum memulai perjalanannya.
"Aplikasi Indrive juga potongannya ndak terlalu besar untuk aplikasi, sehingga masih bisa kami toleransi untuk tarif dari customer. Asalkan tidak terlalu ditawar murah," tuturnya.
3. Hidupnya Sangat Bergantung kepada Aplikasi Indrive
Senada, driver Indrive lainnya KN (45) mengatakan bahwa ia tidak tahu secara pasti apa alasan aplikasi sehingga terancam diusir dari Jatim.
Padahal, selama satu tahun ini ia bergantung pada aplikasi Indrive. Kini, ia kaget saat mendengar aplikasi terancam tak bisa beroperasi.
"Harusnya jangan ditutup, biarkan saja (beroperasi) dan cari solusinya (jika ada pelanggaran atau masalah)," ucapnya.
4. Pendapatan Ojol Indrive Tak Menentu
Apalagi, akhir-akhir ini kondisi perekonomian dinilai tak pasti. Lalu semakin banyak persaingan antara driver yang bekerja di lapangan. Sehingga pendapatannya pun semakin tidak menentu.
"Dulu ramai, sekarang karena mitra (driver) banyak jadi berkurang juga orderan per hari. Harapannya ya ndak ditutup aplikasinya," pungkasnya.
5. Apabila Indrive Dinonaktifkan, Bakal Pindah Kerja ke Aplikasi Lain
Ia pun tak ingin aplikasi itu dinonaktifkan di Jatim. Sebab jika hal tersebut terjadi, ia terpaksa berganti ke layanan aplikasi lain untuk bekerja sebagai ojol mengingat usianya tak lagi muda.
"Harapannya kan kami pulang bawa uang, dapur bisa ngebul. Kalau ditutup ya otomatis pindah aplikasi lainnya," tuturnya.
6. Sempat di-PHK Oleh Pabrik
Pria yang sudah satu tahun bekerja sebagai driver ojek online di Indrive tersebut tidak ingin lapangan pekerjaannya hilang. Apalagi sebelumnya ia sempat di-PHK oleh salah satu pabrik.
"Di Surabaya ini ramai kok yang pake Indrive karena tarifnya paling murah dibanding ojol lain," tukasnya.
(auh/hil)