Maut Menjemput 13 Nyawa Saat Ledakan Pemusnahan Amunisi di Garut

Round Up

Maut Menjemput 13 Nyawa Saat Ledakan Pemusnahan Amunisi di Garut

Hilda Meilisa Rinanda - detikJatim
Selasa, 13 Mei 2025 08:44 WIB
Penampakan amunisi sebelum ledakan di Garut.
Penampakan amunisi sebelum ledakan di Garut/Foto: Istimewa
Surabaya -

Ledakan tiba-tiba memecah keheningan pagi di Kecamatan Cibalong, Garut, Jawa Barat. Asap membumbung, suara dentuman menggema, dan di tengah puing-puing, belasan nyawa melayang. Peristiwa tragis ini terjadi saat pemusnahan amunisi tak layak pakai yang dilakukan oleh jajaran TNI Angkatan Darat (AD) pada Senin (12/5/2025).

Ledakan maut itu menewaskan 13 orang, terdiri dari 4 anggota TNI AD dan 9 warga sipil. Duka mendalam menyelimuti Garut, dan hingga kini penyebab pasti ledakan masih dalam penyelidikan intensif.

Kronologi Kejadian

Kepala Dinas Penerangan TNI AD (Kadispenad) Brigjen Wahyu Yudhayana mengungkapkan, kegiatan pemusnahan dimulai pukul 09.30 WIB di Desa Sagara. Prosedur pengamanan telah dilakukan, termasuk pengecekan personel dan lokasi peledakan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peledakan pertama dilakukan di dua sumur khusus, dan berjalan lancar tanpa insiden. Namun, saat persiapan peledakan detonator di lubang ketiga, ledakan mendadak terjadi.

"Saat tim penyusun menyusun detonator di dalam lubang tersebut, tiba-tiba terjadi ledakan dari dalam lubang yang mengakibatkan 13 orang meninggal dunia," ujar Brigjen Wahyu.

ADVERTISEMENT

Ledakan itu merenggut 13 korban jiwa, terdiri dari 4 prajurit TNI AD dan 9 warga sipil. Data yang disampaikan RSUD Pameungpeuk dan TNI AD menyebutkan identitas korban sebagai berikut:

Korban TNI AD yakni Kolonel Cpl Antonius Hermawan, Mayor Cpl Anda Rohanda, Kopda Eri Priambodo dan Pratu Aprio. Sedangkan korban sipil yakni Agus, Ivan, Anwar, Iyus, Iyusrizal, Toto, Rustiawan, Endang, dan Dadang.

TNI AD menjelaskan, lokasi pemusnahan adalah lahan milik Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Garut, yang selama ini rutin digunakan untuk kegiatan serupa, jauh dari permukiman warga.

"Karena perlu kami sampaikan bahwa lahan tersebut sudah rutin digunakan untuk pemusnahan munisi akhir," ujar Brigjen Wahyu.

Pasca-ledakan, lokasi langsung disterilisasi untuk mencegah ledakan susulan dari bahan-bahan berbahaya yang mungkin masih tertinggal.

Polemik pun muncul soal kehadiran warga sipil di lokasi pemusnahan amunisi. TNI AD memastikan investigasi menyeluruh akan dilakukan, termasuk soal bagaimana warga bisa berada di kawasan steril tersebut.

"Ini masuk dalam materi penyelidikan," tegas Brigjen Wahyu.

TNI AD menyampaikan duka cita mendalam atas peristiwa ini. Brigjen Wahyu menegaskan bahwa prajurit yang gugur adalah personel berdedikasi.

"Kami segenap jajaran TNI AD mengucapkan rasa belasungkawa yang sedalam-dalamnya terhadap semua korban. Kami mengajak seluruh masyarakat Indonesia turut mendoakan para korban dan keluarga yang ditinggalkan," pungkasnya.




(auh/hil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads