Young Buddhist Association of Indonesia (YBAI) menggelar Sanghadana Waisak terbesar se-Indonesia di Tunjungan Plaza (TP) Surabaya Minggu (11/5). Kegiatan donasi itu berhasil mengumpulkan uang sementara Rp 708 juta yang akan diberikan kepada korban gempa di Myanmar.
Sanghadana merupakan salah satu acara utama dalam Vesak Festival dan pemberian dana atau persembahan umat kepada Bhikkhu Sangha berbentuk jubah dan kebutuhan hidup lainnya. Di Surabaya, Sanghadana dihadiri 15 Bhikkhu Sangha dari berbagai aliran Buddhis dan ratusan umat.
Ketua Vesak Festival 2025 Herman Pranata mengatakan, kegiatan ini memiliki makna simbolis bagi umat Buddha. Sebab, Sanghadana menjadi momen ketika para donatur memberikan dana berupa jubah untuk para Bhikkhu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini bentuk dukungan simbolis terhadap kehidupan Sangha yang kita kenal sebagai Bhikkhu atau Biksu. Ini kesempatan yang sangat baik untuk menanam kebajikan, terutama bagi umat Buddha yang ingin mendukung kehidupan spiritual para Bhikkhu," kata Herman, Senin (12/5/2025).
Ia menyebut, dari 211 pengunjung yang hadir, dana sementara yang berhasil dikumpulkan sementara sebanyak Rp 708.748.999. Para donatur Sanghadana tidak hanya dari Surabaya, tetapi ada pula dari Jakarta dan daerah lain.
"Yang membuat Sanghadana tahun ini terasa lebih spesial dibanding tahun-tahun sebelumnya adalah adanya dukungan khusus untuk komunitas Sangha yang terdampak gempa bumi di Myanmar. Tidak lupa juga tentu akan dikhususkan untuk sangha di Indonesia," ujarnya.
Diketahui, 28 Maret lalu sejumlah wilayah di Myanmar atau pusat penyuluhan Buddhis diguncang gempa dan mengalami kerusakan parah. Melalui Sanghadana, umat Buddha di Indonesia turut membantu secara spiritual dan materiil bagi para Bhikkhu di Myanmar.
Pada acara di Tunjungan Plaza Surabaya, Sanghadana diawali dengan penjemputan Bhikkhu Sangha oleh barongsai dari Ksatria Lion dan Dragon, Amisa Puja, pembacaan puja, dan penyerahan jubah secara simbolis oleh para tamu VIP serta masyarakat umum. Acara kemudian ditutup dengan pemercikan air paritta dan doa pelimpahan jasa.
"Sanghadana ini bukan sekadar pemberian, tetapi sebuah jembatan welas asih antar generasi dan antar bangsa," pungkasnya.
(auh/abq)