- 8 Fakta Penyakit Lupus 1. Lupus Penyakit Kronis Autoimun 2. 5 Jenis Penyakit Lupus 3. Wanita Lebih Rentan Mengidap Lupus 4. Gejala Lupus yang Beragam dan Sulit Dikenali 5. Pengobatan Lupus Fokus pada Pengendalian Gejala 6. Risiko Komplikasi Serius Jika Tidak Ditangani 7. Pengidap Lupus Tetap Bisa Menjalani Hidup Normal 8. Lebih dari Satu Juta Orang Indonesia Mengidap Lupus
- Pentingnya Deteksi Dini
Lupus eritematosus sistemik (systemic lupus erythematosus/SLE) adalah penyakit autoimun kronis yang dapat menyerang berbagai organ tubuh, seperti kulit, sendi, ginjal, jantung, paru-paru, otak, hingga sel darah.
Kondisi ini terjadi saat sistem imun, yang seharusnya melindungi tubuh, malah menyerang jaringan sehat. Serangan ini menyebabkan peradangan dan, dalam beberapa kasus, kerusakan jaringan permanen.
Mengutip situs Kemenkes, berdasarkan studi yang dilakukan Prof Handono Kalim dan tim di Malang, prevalensi lupus di Indonesia diperkirakan sebesar 0,5%, dengan jumlah penyandang lebih dari 1,3 juta orang. Penyakit ini terutama menyerang perempuan usia reproduksi 15-45 tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
8 Fakta Penyakit Lupus
Dirangkum dari berbagai sumber, pengetahuan tentang penyakit lupus masih sangat sedikit. Terlebih lagi, gejala lupus mirip seperti penyakit umum lainnya sehingga kerap terlewatkan. Berikut sederet fakta penyakit lupus yang perlu diketahui.
1. Lupus Penyakit Kronis Autoimun
Lupus menyebabkan peradangan pada jaringan dan organ tubuh. Penyakit ini terjadi saat sistem kekebalan tubuh yang seharusnya melindungi dari infeksi justru menyerang sel dan jaringan sehat. Dampaknya bisa mengenai berbagai organ penting, seperti kulit, sendi, ginjal, paru-paru, jantung, otak, hingga pembuluh darah.
2. 5 Jenis Penyakit Lupus
Lupus merupakan penyakit autoimun yang kompleks dan bisa menyerang berbagai organ tubuh. Lupus tidak hanya satu jenis, melainkan terbagi menjadi beberapa tipe yang masing-masing memiliki gejala, penyebab, dan tingkat keparahan yang berbeda. Berikut lima jenis lupus yang perlu diketahui.
- Systemic Lupus Erythematosus (SLE): Jenis paling umum dan menyerang berbagai organ.
- Discoid Lupus Erythematosus: Ditandai ruam merah berbentuk cakram pada kulit.
- Subacute Cutaneous Lupus Erythematosus: Kulit menjadi sensitif dan luka saat terpapar sinar matahari.
- Neonatal Lupus: Terjadi pada bayi baru lahir akibat antibodi dari ibu.
- Lupus akibat obat-obatan: Gejalanya menyerupai lupus tetapi biasanya hilang setelah obat dihentikan.
3. Wanita Lebih Rentan Mengidap Lupus
Sekitar 90% pengidap lupus adalah wanita, khususnya usia 18-45 tahun. Meski demikian, lupus juga bisa menyerang anak-anak dan lansia. Risiko akan meningkat pada wanita hamil karena perubahan hormon yang memperberat gejala dan dapat berdampak pada janin.
4. Gejala Lupus yang Beragam dan Sulit Dikenali
Lupus kerap dijuluki penyakit seribu wajah karena gejalanya sangat beragam dan sering menyerupai penyakit lain, sehingga sulit dikenali sejak dini. Gejala yang muncul pun bisa berbeda pada tiap penderita, tergantung organ atau sistem tubuh yang terkena. Meski demikian, ada beberapa tanda umum yang patut diwaspadai.
- Nyeri dan bengkak pada sendi
- Ruam kulit, terutama pada wajah (malar rash)
- Kelelahan ekstrem
- Demam berulang
- Kerontokan rambut
- Nyeri dada saat bernapas
- Gangguan ginjal, jantung, atau sistem saraf
5. Pengobatan Lupus Fokus pada Pengendalian Gejala
Karena lupus belum bisa disembuhkan, tujuan utama pengobatannya adalah meredakan gejala dan mencegah komplikasi. Dokter biasanya memberikan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), kortikosteroid, atau imunosupresan, tergantung pada tingkat keparahan dan organ yang terdampak.
6. Risiko Komplikasi Serius Jika Tidak Ditangani
Jika tidak ditangani dengan tepat, lupus dapat berkembang menjadi kondisi serius yang membahayakan nyawa. Penyakit ini berpotensi menimbulkan berbagai komplikasi pada organ vital, mulai dari ginjal hingga jantung, yang memperburuk kualitas hidup penderita. Berikut beberapa risiko komplikasi yang perlu diwaspadai.
- Kanker
- Hepatitis autoimun
- Sindrom Sjögren
- Penyakit jantung dan ginjal
- Gangguan mental, seperti depresi
7. Pengidap Lupus Tetap Bisa Menjalani Hidup Normal
Kabar baiknya, dengan perawatan yang tepat dan gaya hidup sehat, penderita lupus tetap bisa menjalani aktivitas sehari-hari dengan normal. Kunci utamanya adalah disiplin dalam minum obat, menjaga pola makan, serta melakukan kontrol rutin ke dokter.
8. Lebih dari Satu Juta Orang Indonesia Mengidap Lupus
Menurut Kementerian Kesehatan RI, sekitar 1,25 juta masyarakat Indonesia mengidap lupus. Sayangnya, rendahnya kesadaran masyarakat menyebabkan banyak kasus tidak terdeteksi sejak dini.
Pentingnya Deteksi Dini
Kementerian kesehatan tengah menggencarkan kampanye deteksi dini Lupus. Langkah ini mampu meningkatkan penanganan lupus dan menjadi kunci untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. Dr Anna Ariane dari RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo menjelaskan beberapa manfaat deteksi dini lupus.
- Meningkatkan harapan hidup dan kualitas hidup pasien.
- Mencegah kerusakan organ seperti ginjal, jantung, dan paru-paru.
- Mengurangi biaya pengobatan yang tinggi akibat komplikasi berat.
- Meningkatkan produktivitas pasien agar tetap dapat bekerja dan beraktivitas normal.
- Mengurangi flare-up lupus atau serangan penyakit berulang.
Sebagai upaya meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya lupus, diluncurkan program kampanye deteksi dini bernama Saluri, singkatan dari Periksa Lupus Sendiri. Melalui program ini, masyarakat diajak mengenali gejala awal lupus dengan menjawab sejumlah pertanyaan sederhana berikut ini.
- Apakah jari tangan dan/ jari kaki pucat, kaku atau tidak nyaman di saat dingin?
- Apakah Anda pernah menderita sariawan lebih dari 2 minggu?
- Apakah Anda mengalami kelainan darah seperti : anemia, leukositopenia, atau trombositopenia?
- Pernahkah pada wajah Anda terdapat ruam kemerahan berbentuk kupu-kupu yang sayapnya melintang dari pipi ke pipi?
- Apakah Anda sering demam diatas 38°C dengan sebab yang tidak jelas?
- Apakah Anda pernah mengalami nyeri dada selama beberapa hari saat menarik nafas?
- Apakah Anda sering merasa sangat lelah dan sangat lemas, bahkah setelah cukup beristirahat?
- Apakah kulit Anda hipersensitif terhadap sinar matahari?
- Apakah terdapat protein pada pemeriksaan urin Anda?
- Pernahkah Anda mengalami serangan kejang?
Jika detikers merasakan empat atau lebih kondisi di atas, ada kemungkinan detikers terkena lupus. Sehingga detikers disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter di fasilitas kesehatan terdekat. Semoga bermanfaat.
(ihc/irb)