97% Visa Haji Embarkasi Surabaya Sudah Keluar, Tersisa 1.000 Lagi

97% Visa Haji Embarkasi Surabaya Sudah Keluar, Tersisa 1.000 Lagi

Esti Widiyana - detikJatim
Sabtu, 10 Mei 2025 05:00 WIB
Keberangkatan jemaah haji Embarkasi Surabaya.
Keberangkatan jemaah haji Embarkasi Surabaya. (Foto: Esti Widiyana/detikJatim)
Surabaya -

Pelaksana Harian (Plh) Sekretaris PPIH Embarkasi Surabaya atau Plh Kabid PHU Kanwil Kemenag Jatim, Sugiyo menyebutkan visa jemaah haji sudah 97% keluar. Sisanya masih ada lebih dari 1.000 visa yang belum dikeluarkan.

Sugiyo mengatakan proses visa setiap hari terus berjalan dan terus dimutakhirkan. Oleh karena itu setiap hari ada penambahan jumlah jemaah haji yang menerima visa.

"Alhamdulillah, data Kamis pagi jemaah yang sudah tervisa (sudah memiliki visa) sejumlah 97%. Jadi yang belum tervisa adalah kurang 1.060 orang dari total kuota 35.155," kata Sugiyo di Asrama Haji Embarkasi Sukolilo Surabaya (AHESS), Jumat (9/5/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Karena belum semua jemaah haji menerima visa, maka hingga saat ini masih ada sejumlah jemaah yang tertunda keberangkatannya.

"Karena proses visa masih berjalan para jemaah yang mengalami penundaan keberangkatan karena visanya belum jadi. InsyaAllah kalau visanya sudah jadi akan segera kami carikan slot kosong pada kloter-kloter selanjutnya," katanya.

ADVERTISEMENT

Salah satu yang tertunda keberangkatan haji karena visa belum terbit ialah istri Wakil Bupati (Wabup) Trenggalek Syah Mohammad Natanegara, yakni Fatikhatur Rohmah. Sesuai data Kemenag, visa Wabup Syah sebetulnya sudah turun hanya saja visa istrinya belum turun.

Sebelumnya, Ketua Kakanwil Kemenag Jatim ini mengimbau CJH Embarkasi Surabaya untuk tenang dan sabar menunggu. Sebab yang menerbitkan visa bukan Pemerintah Indonesia.

"Saya mengimbau kepada jemaah haji untuk tenang, untuk sabar, karena visa ini kewenangannya bukan di Kementerian Agama, tapi di Arab Saudi. InsyaAllah saya haqul yakin bisa diberangkatkan semuanya," kata Sruji.

Sruji berharap setiap kloter keberangkatan ke tanah sudi tidak ada open seat. Bila ada open seat di setiap kloter, dikhawatirkan di akhir kloter nanti ada jemaah yang tidak terbang.

"Kita berikhtiar bahwa setiap kloter itu tidak ada open seat. Kalau sampai kemudian ada open seat, apalagi banyak itu konsekuensi nanti pada penerbangan akhir bisa jadi kemudian ada jemaah yang tidak terangkut. Nah, ini kemudian kita ikhtiarkan, tidak boleh ada open seat," pungkasnya.




(dpe/hil)


Hide Ads