.webp)
Zahra Aqila Rahmah tak pernah menyangka dapat pergi haji pada usia 18 tahun. Padahal, ia belum resmi lulus SMA dan tanpa menunggu waktu puluhan tahun untuk bisa menjalankan rukun Islam kelima.
Gadis asal Gresik itu berangkat haji menggantikan sang ayah yang sudah meninggal dunia. Ia berhaji bersama bibinya, Mulazimah (45). Sedangkan ibunya sudah berhaji tahun 2022 lalu.
"Kalau ingat keberangkatan ini karena menggantikan ayah saya yang telah tiada rasanya masih ingin menangis," kata Zahra di Asrama Haji Embarkasi Sukolilo Surabaya (AHESS), Jumat (9/5/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski perjalanan ini diliputi rasa haru, Zahra tetap bersyukur atas kesempatan menjadi tamu Allah di usia muda.
"Tapi di satu sisi, saya bisa menjadi tamu Allah di usia yang masih muda, itu adalah karunia yang masya Allah luar biasa, tidak terbayang sebelumnya," ujarnya.
Zahra mengaku telah mempersiapkan diri secara fisik dan mental. Ia juga mendapat banyak bekal dari manasik haji serta bimbingan langsung dari sang ibu yang telah lebih dulu menunaikan ibadah haji. Oleh karena itu, niatnya menjalani rukun Islam kelima begitu bulat.
"Alhamdulillah persiapannya sudah matang. Sebelum berangkat sudah diberitahu sama mama tata cara ibadah di Tanah Suci, lalu apa saja yang harus dibawa. Karena mama sudah haji tahun 2022. Ditambah juga ikut bimbingan manasik juga," jelasnya.
Zahra berangkat haji atas pelimpahan ayahnya yang meninggal dunia tahun 2022 karena sakit. Oleh karena itu, di tahun tersebut, ibunya berangkat sendiri tanpa sang suami.
"Saat mama berangkat haji 2022 saya masih umur 15 tahun sehingga secara regulasi belum cukup umur untuk dapat berangkat. Tahun ini umur saya sudah 18 tahun dan kebetulan dengan bude saya," ceritanya.
Selain menunaikan ibadah haji, tahun ini menjadi tahun yang istimewa bagi Zahra. Sebab, ia berhasil diterima di Universitas Negeri Surabaya (Unesa) melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2025.
(auh/hil)
