Makna Hari Raya Waisak: Momen Refleksi, Kasih Sayang dan Kedamaian

Makna Hari Raya Waisak: Momen Refleksi, Kasih Sayang dan Kedamaian

Irma Budiarti - detikJatim
Selasa, 06 Mei 2025 02:30 WIB
Wesak Day marks three major events in Buddha’s life, namely his birth, his enlightenment and his achievement of Nirvana. The Wesak Day parade usually makes its way with beautiful Buddha’s chariot decorated with flowers and many parade floats through the central of the cities. There are thousand of devotees participated in the procession and some walk along with the chariots, chant mantras, and other attendees watch the procession from the roadside, receiving blessings from the passing floats.
Ilustrasi Hari Raya Waisak umat Buddha. Foto: Getty Images/iStockphoto/goc
Surabaya -

Hari raya Waisak menjadi momen penting bagi umat Buddha di seluruh dunia. Dirayakan setiap tahun, Waisak memperingati tiga peristiwa agung dalam kehidupan Siddharta Gautama, yakni kelahiran, pencapaian pencerahan, dan wafatnya.

Namun, lebih dari sekadar upacara keagamaan, Waisak juga mengandung nilai-nilai spiritual dan sosial yang dapat memberi dampak positif bagi kehidupan bermasyarakat. Berikut makna perayaan Waisak yang perlu diketahui.

Makna Hari Raya Waisak

Waisak bukan sekadar peringatan atas kelahiran, pencerahan, dan wafatnya Buddha Gautama. Lebih dari itu, Waisak membawa pesan mendalam tentang pentingnya refleksi diri, menebar kasih sayang, dan menciptakan kedamaian di tengah masyarakat yang semakin beragam dan dinamis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perayaan ini menjadi momen spiritual, sekaligus sosial bagi umat Buddha untuk menghidupkan kembali ajaran luhur Sang Buddha dalam kehidupan sehari-hari. Berikut makna mendalam peringatan hari raya Waisak, dilansir dari laman resmi Kabupaten Kendal.

1. Momen Refleksi dan Pengamalan Ajaran Buddha

Waisak adalah saat yang tepat bagi umat Buddha untuk merenung dan mengamalkan kembali ajaran Sang Buddha dalam kehidupan sehari-hari. Ajaran Buddha tidak hanya berbicara soal pencapaian spiritual individu, tetapi juga tentang bagaimana hidup berdampingan dengan sesama dalam kedamaian, kasih sayang, dan moralitas yang tinggi.

ADVERTISEMENT

2. Menebar Kedamaian dan Kasih Sayang

Waisak mengingatkan pentingnya menebar welasasih dan kasih sayang. Ajaran Buddha mengajarkan pencerahan sejati dapat dicapai melalui hati yang penuh cinta dan belas kasih. Dalam kehidupan sosial, nilai ini mendorong saling menghargai, mengurangi konflik, dan menciptakan masyarakat yang lebih humanis.

3. Menjaga Moralitas dan Etika

Delapan Jalan Mulia menjadi inti kehidupan dalam ajaran Buddha. Di dalamnya terkandung nilai-nilai kejujuran, pengendalian diri, hingga kesederhanaan. Jika diterapkan, nilai-nilai ini bisa memperkuat tatanan sosial. Waisak menjadi momentum untuk kembali menegaskan komitmen terhadap moralitas dan etika dalam berbagai aspek kehidupan.

4. Introspeksi Diri dan Pengembangan Pribadi

Waisak juga menjadi ajakan untuk melakukan introspeksi. Melalui praktik meditasi dan renungan, umat diajak untuk mengevaluasi tindakan, pikiran, dan ucapan selama ini. Proses ini bukan hanya untuk memperbaiki diri, tapi juga untuk meningkatkan kualitas kehidupan dengan membangun kebijaksanaan dan kesadaran penuh (mindfulness).

5. Merawat Toleransi Antar Umat Beragama

Salah satu makna penting Waisak adalah memperkuat toleransi dan kerukunan antarumat beragama. Di Indonesia, perayaan Waisak kerap melibatkan berbagai elemen masyarakat lintas agama. Ini menunjukkan semangat kebersamaan dan saling menghormati yang menjadi pondasi penting dalam membangun masyarakat yang damai dan inklusif.

6. Kesadaran Akan Kelestarian Lingkungan

Ajaran Buddha juga menekankan pentingnya hubungan harmonis antara manusia dan alam. Dalam perayaan Waisak, umat Buddha diajak untuk lebih peduli terhadap kelestarian lingkungan, menghindari eksploitasi berlebihan, dan hidup selaras dengan alam. Kesadaran ini penting di tengah krisis lingkungan yang semakin nyata.

Perayaan Waisak bukan hanya milik umat Buddha, tetapi juga menjadi ajakan universal untuk hidup lebih damai, penuh kasih, dan beretika. Nilai-nilai luhur dalam ajaran Buddha Gautama dapat menjadi inspirasi bersama untuk membangun masyarakat yang lebih baik, toleran, dan harmonis.




(auh/irb)


Hide Ads