Besarnya Cinta Siti dan Ribut di Balik Resepsi Tanpa Riasan-Dekorasi

Round Up

Besarnya Cinta Siti dan Ribut di Balik Resepsi Tanpa Riasan-Dekorasi

Hilda Meilisa Rinanda - detikJatim
Minggu, 04 Mei 2025 07:00 WIB
Pernikahan sederhana tanpa perias dan dekorasi yang viral di media sosial.
Pernikahan sederhana tanpa perias dan dekorasi yang viral di media sosial.(Foto: tangkapan layar)
Surabaya -

Di tengah maraknya pesta pernikahan mewah yang penuh dekorasi megah, riasan profesional, dan fotografer kelas atas, sebuah kisah sederhana justru menghangatkan hati warganet. Sepasang pengantin di Ngawi memilih menjalani hari bahagianya tanpa kemewahan, tanpa makeup artist, tanpa fotografer, bahkan tanpa dekorasi sama sekali. Kisah pernikahan ini pun viral dan jadi buah bibir.

Adalah Siti Fatonah (29) dan Ribut Ariyanto (40), pasangan asal Desa Sumberejo, Kecamatan Sine, Ngawi, yang resepsi pernikahannya digelar dengan sangat sederhana pada 21 April 2025 lalu. Semua dilakukan ala kadarnya, tanpa jasa profesional dan tanpa perlengkapan mewah. Resepsi itu pun viral setelah diunggah akun TikTok @_hardy_shop.

Video berdurasi 25 detik yang diunggah Herdi, kerabat mempelai, memperlihatkan momen sakral ketika kedua mempelai keluar dari sebuah rumah kayu sederhana. Pengantin wanita tampak mengenakan kebaya oranye dan rok batik, sementara pengantin pria mengenakan jas hitam sederhana dan peci. Sandal sederhana pun menemani langkah mereka menuju kursi plastik yang telah disiapkan di halaman.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Momen penuh kehangatan dan ketulusan ini menyedot perhatian warganet. Video pernikahan sederhana itu telah ditonton lebih dari 500 ribu kali di TikTok dan menuai lebih dari 1.300 komentar. Mayoritas netizen mengaku tersentuh dan kagum atas ketulusan cinta kedua mempelai yang tidak diukur dari materi.

Di sela-sela acara sederhana tersebut, terlihat pula prosesi adat lokal. Beberapa orang mengelilingi kembar mayang dari janur kuning di atas meja, dipimpin seorang pria yang diduga ayah mempelai wanita. Salah satu di antara mereka bahkan memikul kayu dengan kulit durian dan padi di ujungnya, yang dipercaya sebagai simbol doa dan harapan.

ADVERTISEMENT

Di akhir resepsi, kedua mempelai duduk di kursi plastik, menyantap soto ayam sederhana yang dimasak kerabat. Momen paling mengharukan saat pengantin wanita menyuapi suaminya, diiringi senyum bahagia yang tulus terpancar dari wajah keduanya

"Betul itu kerabat saya, tepatnya adik keponakan. Ya sesuai dalam video itu kondisinya sangat sederhana," kata Herdi kepada detikJatim, Sabtu (3/5/2025).

Tanpa rias profesional, pengantin wanita didandani secara sukarela oleh ibu-ibu tetangga menggunakan bedak seadanya. Jas, kemeja, dan pakaian lain yang dikenakan kedua mempelai pun hasil pinjaman dari tetangga.

"Itu yang rias ibu-ibu tetangga pakai bedak mereka sukarela. Jas kemeja pengantin pria juga pinjam," ujar Hardi.

Alasan di balik kesederhanaan ini pun menyentuh hati. Kondisi ekonomi keluarga memaksa mereka menggelar pernikahan tanpa kemewahan. Hanya dengan anggaran sekitar Rp 1 juta, seluruh kebutuhan konsumsi berupa soto ayam dimasak oleh kerabat sendiri. Biaya jasa pengurusan di KUA pun hanya Rp 200 ribu.

"Berapa ya, sekitar Rp 1 juta mungkin," kata Hardi.

Tak hanya soal riasan dan konsumsi, mas kawin yang diberikan dalam pernikahan itu pun sangat sederhana, yakni hanya Rp 100 ribu. Dana itupun, menurut Hardi, diperoleh dari hasil meminjam.

"Karena ekonomi semua sederhana. Mas kawin hanya Rp 100 ribu, itu pun kemarin dari utang," terang Hardi.

Profesi kedua mempelai pun jauh dari kesan glamor. Ribut Ariyanto sehari-hari bekerja sebagai buruh proyek bangunan, sementara Siti Fatonah bekerja sebagai buruh tani yang menanam padi di sawah.

"Mempelai pria buruh kuli proyek bangunan dan yang wanita buruh tani ya tandur (tanam padi) di sawah," lanjut Hardi.

Saksikan juga Sudut Pandang: Korban Sirkus OCI, Jalan Panjang Mencari Keadilan




(dpe/hil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads