Untuk pertama kalinya, Pemkot Kediri menggandeng Polda Jatim menggelar Tes Kesehatan Jiwa (MMPI) dan Psikologi seluruh pejabat eselon II hingga fungsional ahli madya. Kegiatan selama 2 hari ini berlangsung di Ruang Soekarno Hatta, BKPSDM Kota Kediri, Senin (14/4/2025)-Selasa (15/4/2025).
Wali Kota Kediri, Vinanda Prameswati menjelaskan kegiatan ini bagian dari upaya memetakan potensi aparatur sipil negara (ASN) berdasarkan aspek kepribadian, kecerdasan emosional, dan stabilitas mental.
"Jadi hari ini dilakukan tes kesehatan jiwa ada dua tes, tes kesehatan jiwa dan besok tes psikologi," kata Vinanda, Senin (14/4/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mbak Wali Vinanda menegaskan pentingnya tes ini sebagai salah satu upaya menerapkan sistem merit dalam birokrasi.
"Tujuan dilakukan tes ini yaitu untuk memetakan potensi potensi yang dimiliki oleh ASN yaitu dari aspek kepribadian, kecerdasan emosional dan stabilitas mental, karena ASN adalah garda terdepan yang memang harus memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat khususnya Kota Kediri," jelas Vinanda
Kepala daerah termuda di Indonesia ini menambahkan bahwa hasil tes akan menjadi bahan evaluasi dan pembinaan lebih lanjut terhadap ASN.
"Dari hasilnya nanti akan kita lihat dan tentunya kita akan lakukan pembinaan. Jika hasilnya bagus alhamdulillah, kalau hasilnya kurang memuaskan tentunya kita akan melakukan pembinaan, karena mereka ini juga perlu diperhatikan kesejahteraannya, dan kegiatan ini merupakan kepedulian pemerintah untuk kesejahteraan ASN dari segi psikologis," ujarnya.
Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Kediri, Un Achmad Nurdin, mengatakan inisiatif ini berasal dari arahan langsung Wali Kota Kediri.
"Jadi acara tes kesehatan jiwa dan psikotes ini adalah atas arahan dan keinginan dari mbak wali kota ada beberapa tujuan. Antara lain untuk menilai kemampuan dari personal pejabat terhadap hal-hal yang normatif, terhadap hal-hal dari kinerja dan juga kemampuan sosial dan juga komunikasinya. Semua itu ingin dilihat dengan nanti akan diketahui kekurangannya apa, sehingga bisa ditingkatkan dengan apa," ungkapnya.
Terkait apakah hasil tes ini akan menjadi dasar dalam rotasi atau mutasi jabatan, Nurdin menyatakan 'barang bisa menjadi suatu pertimbangan'.
Menurutnya, tes kesehatan jiwa baru pertama kali dilakukan untuk seluruh pejabat eselon II ke bawah. Sebelumnya, tes ini hanya dilakukan saat seleksi Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) Pratama atau seleksi eselon II.
Dalam pelaksanaannya, Pemkot Kediri menggandeng tim profesional dari Polda Jatim yang dinilai lebih berpengalaman dibandingkan sebelumnya.
Kegiatan ini diikuti antara lain Sekda Bagus Alit, Pj Wakil Kepala RS Bhayangkara AKBP Nugroho Eko, asisten, staf ahli, kepala OPD, camat, lurah, kepala BUMD, hingga fungsional ahli madya, dengan jumlah peserta mencapai 148 orang. Terkait hasil tes, Un Achmad menjelaskan bahwa tim akan menganalisis grafik yang dihasilkan dari tes MMPI.
"Untuk secara global, grafis itu nanti malam, besok pagi sudah diketahui. Sehingga besok itu apabila ditemukan yang janggal, bagi timnya aneh, mungkin dilakukan diskusi ulang, untuk nilainya aneh atau diluar pola, akan dilakukan pendalaman," jelasnya.
Ia menambahkan bahwa hasil dari tes ini tidak berupa nilai numerik, melainkan berupa grafik yang menggambarkan kondisi psikologis peserta.
(dpe/fat)