Operasi Ketupat Semeru 2025: Laka Lantas di Jatim Menurun

Operasi Ketupat Semeru 2025: Laka Lantas di Jatim Menurun

Praditya Fauzi Rahman - detikJatim
Rabu, 09 Apr 2025 17:50 WIB
Dirlantas Polda Jatim Kombes Komarudin
Dirlantas Polda Jatim Kombes Komarudin (Foto: Praditya Fauzi Rahman/detikJatim)
Surabaya -

Dirlantas Polda Jatim Kombes Komarudin menyebutkan ada peningkatan trafik selama arus mudik hingga balik selama Operasi Ketupat Semeru 2025. Berikut pemaparan Komarudin.

Menurutnya, berdasarkan trafik accounting, melalui jalur arteri peningkatan sampai dengan 50% tercatat untuk pergerakan. Sedangkan untuk kendaraan dari jalur arteri yang masuk ke Jatim dari Jateng ada peningkatan sebanyak 43%.

"Yang keluar dari Jatim melalui jalur arteri peningkatan ada 33% termasuk jalur tengah jalur arteri Ngawi peningkatan sampai 80% dan ini cukup tinggi ada pergerakan sekitar 159.305 kendaraan dibanding tahun lalu yang hanya 88.000," kata Komarudin, Rabu (9/4/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Komarudin menyebutkan pengendara yang keluar melalui jalur tengah atau arteri tengah meningkat hingga 65%. Begitu pula di jalur selatan.

"Untuk jalut tol akses keluar dan masuk Jatim tercatat kendaraan yang masuk melalui jalur tol ada peningkatan sebanyak 18% tercatat 105.409 kendaraan dibanding dengan tahun lalu yang hanya 89.000 kemudian yang keluar ada peningkatan sebanyak 14% yakni 105.224 dibanding tahun lalu yang 92.313," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Komarudin menegaskan secara umum pergerakan jalur tol mulai dari tol Ngawi, Malang, hingga Probolinggo ada peningkatan. Menurutnya, peningkatan sebanyak 7% dibanding dengan tahun lalu yakni ada dua 2.5 juta pergerakan dibanding tahun lalu 2.3 juta.

"Dengan adanya peningkatan aktivitas kendaraan tentu kami juga memantau serta membedakan berbagai potensi hambatan atau gangguan," imbuhnya.

Polisi dengan 3 melati di pundaknya itu menegaskan ada juga pelanggaran yang tercatat melalui kamera ETLE. Tahun ini, ia mengklaim ada penurunan sampai 15% atau sebanyak 12.011 pelanggar dibanding tahun lalu 14 ribu pelanggaran. Untuk teguran meningkat sebanyak 42%.

"Jadi kita melakukan operasi kemanusiaan ini memperbanyak teguran dengan mengimbau kepada para pengguna jalan terkecuali memang pelanggaran-pelanggaran yang berpotensi terhadap kecelakaan di mana di antara pelanggaran yang paling banyak mendapatkan penindakan yakni pelanggaran melawan arus yang termasuk penggunaan knalpot dorong atau tidak sesuai dengan spektek," tuturnya.

Komarudin mengaku bersyukur lantaran sampai dengan ditutupnya operasi ketupat semeru 2025, kecelakaan lalu lintas menurun. Ia mencatat yang terjadi selama pelaksanaan operasi tercatat sebanyak 514 kasus kecelakaan atau menurun 32% dibanding tahun lalu ada 758 kasus kecelakaan.

"Tingkat fatalitas atau korban meninggal dunia menurun 78% ada 10 orang meninggal dunia selama pelaksanaan operasi dibanding dengan tahun lalu ada 45 orang meninggal dunia kemudian Luka berat menurun 2% ada 44 orang tercatat meninggal karena Luka berat dibanding tahun lalu ada 45 Kemudian korban luka ringan menurun 27%," tutupnya.




(abq/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads