Rumah sederhana di Kecamatan Kalibaru, tak semuram 5 bulan lalu. Tampak wajah ramah dengan senyuman santun menghiasi wajah ayah dan Ibu siswi MI korban pembunuhan dan perkosaan pada 13 November 2024.
SA (32) ibunda korban tampak menggendong putra ketiganya yang baru berumur 3 bulan. Meski dengan mata sayu dan wajah sendu dia tampak menguatkan diri menyambut tamu yang datang untuk bersilaturahmi pada Hari Raya Idul Fitri. Sementara DN (36) ayah korban mempersilakan para tamu duduk dan menyapanya penuh keakraban.
"Silahkan masuk, mohon maaf seadanya. Dari mana ini tadi," tanya DN kepada detikJatim, Rabu (2/4/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hujan mengguyur pada Rabu sore menambah suasana sejuk di desa itu kian dingin. BN (10) kakak korban dengan memakai pakaian serba hitam memandang dengan tatapan kosong dan hampa kepada tamu yang datang. Wajahnya tanpa ekspresi, menguntit setiap gerak sang ayah.
Bagi DN sekeluarga, Idul Fitri tahun ini adalah Idul Fitri terberat. Mereka mengaku tidak turut merasakan perayaan lebaran yang tengah dinantikan kemenangannya hampir seluruh umat muslim di dunia.
"Tahun ini itu rasanya seperti tidak ikut Idul Fitri, karena ada yang kurang gitu rasanya. Karena biasanya ada almarhumah dan ada teman-temannya terus silaturahmi ke saudara-saudara, tapi saat ini masih belum bisa seperti itu," ungkap DN.
Sembari membenahi peci hitam yang dipakai, DN bergumam akan tetap menanti keadilan bagi putrinya sampai kapan pun. Tak ada yang bisa ia lakukan selain bermunajat dengan segenap pasrah pada Tuhan agar segera memberikan petunjuk untuk terungkapnya tabir yang menyelimuti kasus pembunuhan putri satu-satunya.
"Upaya kami tetap berdoa kepada Tuhan yang Maha Esa agar tim kepolisian untuk tetap mengungkap kasus ini," tegasnya.
Ia mengaku belum mendapat perkembangan terbaru terkait pengungkapan kasus kematian putrinya. Ia tak tahu lagi harus kemana untuk bertanya, semua pintu yang ia ketuk memberikan jawaban yang sama.
"Belum ada perkembangan terakhir, masih tetap proses katanya. Ingin tetap segera terungkap dan satu jangan sampai salah tangkap," harapnya.
Sebelumnya, gadis kecil umur 7 tahun yang masih duduk di bangku kelas 1 SD meregang nyawa di kebun kosong yang berjarak sekitar 500 meter dari rumahnya.
Sejumlah luka serius ditemukan di tubuh siswi MI tersebut. Seragam batik yang ia kenakan berantakan dengan kancing baju terlepas dan pakaian bagian bawah tertanggal.
CN dinyatakan meninggal dunia pada 13 November 2024 saat upaya pertolongan di klinik desanya. Hingga hari ini, kasusnya masih gelap.
(erm/fat)











































