Observatorium Astronomi Sunan Ampel (OASA) Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) UIN Sunan Ampel Surabaya telah mengumumkan bahwa hilal tidak akan terlihat di Kota Surabaya pada Sabtu 29 Maret 2025. Oleh karena itu, pihaknya tidak menggelar pemantauan hilal pada hari ini.
Penanggung Jawab OASA Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) UINSA Novi Sopwan menjelaskan, sore hari nanti, tepatnya 29 Maret 2025, dari OASA Surabaya, bulan akan terbenam lebih dahulu dibandingkan dengan matahari.
"Matahari terbenam jam 17.33 WIB, sedangkan bulan terbenam lebih dulu jam 17.26 WIB. Pada saat matahari terbenam 29 Maret 2025 di Surabaya belum terjadi ijtimak. Hilal awal bulan diawali peristiwa ijtimak, sehingga belum ada hilal pada sore hari 29 Maret 2025 di Surabaya," jelas Novi lewat keterangan resminya dikutip detikJatim, Sabtu (29/3/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan begitu, OASA Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Ampel menyimpulkan bahwa 1 Syawal 1446 Hijriah akan jatuh Senin 31 Maret 2025.
"Ramadan 1446 H akan otomatis digenapkan 30 hari, dan awal Syawal akan jatuh pada 31 Maret 2025," ujar Novi.
Pihaknya mengajak masyarakat untuk menyaksikan hilal pada Minggu (30/3/2025), selepas matahari terbenam atau pada waktu magrib dari rumah masing-masing. Sebab, menurutnya hilal pada 30 Maret 2025 menarik untuk dilihat.
"Hilal pada 30 Maret 2025 menarik, karena ambang batas hilal dapat teramati dengan mata telanjang," tutup Novi.
Sementara itu, sidang isbat Idul Fitri 2025 digelar sore nanti. Pemantauan hilal dilakukan di 33 lokasi di seluruh Indonesia.
Di Jawa Timur, pemantauan hilal dilakukan di Bukit Condrodipo Gresik. Sementara hasil sidang isbat akan diumumkan melalui konferensi pers oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar sekitar pukul 19.05 WIB.
(irb/fat)