.webp)
Salah satu masjid di Lamongan ini selalu dipadati jemaah. Ribuan jemaah memadati Masjid Namira di Desa Jotosanur, Kecamatan Tikung mengikuti iltikaf.
Sejak Rabu (26/3/2025) malam hingga Jumat, jamaah khusyuk beribadah dengan salat malam, membaca Al-Qur'an dan berdzikir. Sejak magrib, jemaah sudah berdatangan untuk berbuka puasa bersama yang diisi dengan tausiah para pemuka agama.
Setelah melaksanakan salat tarawih, mereka melanjutkan salat malam dimulai sekitar pukul 01.00 WIB. Suasana salat malam di Masjid Namira terasa khusyuk dengan lampu yang dipadamkan dan bacaan Al-Qur'an merdu dari imam masjid.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salat malam 11 rakaat ini berlangsung selama kurang lebih 2 jam. Usai beribadah, jemaah kemudian menikmati hidangan sahur bersama yang telah disediakan oleh takmir masjid.
Menurut salah satu Takmir Masjid Namira, H Tarjo, jumlah jemaah pada malam ke-29 Ramadan ini meningkat signifikan dibanding hari-hari sebelumnya.
 Masjid Namira Lamongan/ Foto: Eko Sudjarwo/detikJatim |
"Selama 10 hari terakhir Ramadan, kami juga menyediakan tempat bagi jamaah yang ingin menginap untuk itikaf, tetapi jumlahnya dibatasi dan harus mendaftar terlebih dahulu," kata H Tarjo, Jumat (28/3/2025)
Peserta itikaf ternyata tidak hanya dari waega Lamongan saja, melainkan ada juga peserta dari kota-kota lain di Jawa Timur, bahkan ada juga dari Jawa Barat. Diperkirakan, kata Tarjo, lebih dari 2 ribu orang yang datang.
"Peserta itikaf tidak hanya warga lokal, tapi ada juga yang berasal dari Jawa Barat dan kota-kota lain seperti Kediri, Mojokerto dan Jombang." ujarnya.
Masjid Namira dikenal sebagai satu-satunya masjid di Lamongan yang selalu dipadati jamaah itikaf, bahkan di luar bulan Ramadan. Apalagi masjid ini dikenal nuansa dan bentuknya yang menyerupai Masjidil Haram, makin membuat suasana religius.
(dpe/fat)
