Salah satu yang menjadi perhatian Korlantas Polri pada Mudik Lebaran 2025 di Jawa Timur adalah Simpang Tiga Mengkreng yang menjadi pertemuan arus 3 daerah sekaligus, yakni Jombang, Nganjuk, dan Kediri atau yang kerap disebut Bangjuri. Tim Jelajah Mudik Ramadan detikJatim kembali memantau lokasi ini.
Untuk menghadapi lonjakan arus pemudik, Polres Kediri telah berkoordinasi dengan 2 polres terkait di wilayah Mengkreng. Akan ada 2 pola utama yang diterapkan di persimpangan ini, yakni pengaturan normal dan rekayasa lalu lintas.
Rekayasa Lalu Lintas Simpang 3 Mengkreng
Kanit Turjawali Polres Kediri Iptu Sujadi menyebutkan, apabila arus lalu lintas dalam kondisi normal dan terkendali akan dilakukan pengaturan berkala dan penempatan petugas bergantian setiap 1 jam untuk menjaga kelancaran lalu lintas dan kelelahan personel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jika terjadi kepadatan tinggi, kami telah berkoordinasi dengan Jombang, Nganjuk, dan Kediri untuk menerapkan rekayasa lalu lintas. Nanti dari arah Kediri kendaraan akan dialihkan ke Papar. Sedangkan dari Surabaya kendaraan bisa melalui Plemahan, Kunjang, Jati Pelem, hingga ke Tol Bandar," ujarnya saat ditemui di Pos Mengkreng.
Sedangkan kendaraan dari arah Nganjuk dan Madiun akan diarahkan melalui Papar dan Jembatan Kelutan untuk kemudian langsung menuju ke arah Nganjuk. Kendaraan logistik juga akan dilarang melintas pada waktu tertentu untuk mengurangi kepadatan di jalur utama.
"Dari evaluasi tahun-tahun sebelumnya, di wilayah Mengkreng ini akan terjadi lonjakan volume kendaraan pada Sabtu dan Minggu. Jelang mudik pasti terjadi mengalami kepadatan tinggi. Kami menyiapkan tim kontingensi yang bertugas mengatur dan merekayasa lalu lintas.
Iptu Jadhi juga menyebutkan perkiraan puncak arus mudik di Mengkreng terjadi terjadi pada H-3 hingga H-1 Lebaran dengan lonjakan sekitar 20% dibandingkan hari biasa.
"Kalau puncak arus balik biasanya terjadi pada H+1 hingga H+7 setelah Lebaran. H+1 itu peningkatan arus kendaraan diprediksi akan sangat tinggi karena banyak masyarakat yang memilih bepergian bersama keluarga dalam waktu yang bersamaan," ujarnya.
Rekayasa Lalu Lintas di Tengah Kota Kediri
Wilayah Kota Kediri Kota juga akan mengalami peningkatan arus lalu lintas pada masa mudik lebaran. Para pemudik yang hendak melintasi Kota Kediri diharapkan memperhatikan sejumlah titik-titik rawan baik itu rawan kecelakaan dan kepadatan lalu lintas.
Di wilayah hukum Polres Kediri Kota, jalan Kediri-Nganjuk yang berada di wilayah Kecamatan Banyakan hingga Kecamatan Tarokan menjadi titik rawan kecelakaan. Jalanan ini memiliki sejumlah ruas jalan menikung dan menyempit yang menjadi batas antarwilayah Kabupaten Kediri dan Kabupaten Nganjuk.
![]() |
Kalau di Kota Kediri sendiri ini identik dengan kultur belanja pada hari plus lebaran. Jadi lalu lintas masyarakat akan terkonsentrasi di sekitar pusat perbelanjaan itu. Kami akan menempatkan personel di sana," ujarnya.
Para pemudik perlu mewaspadai sejumlah titik seperti Simpang Empat Mrican, tepatnya di Jalan Sersan Bahrun hingga Jalan Gatot Subroto. Simpang empat ini adalah ruas jalan lanjutan dari jalur Kediri-Nganjuk yang tidak jarang dilewati truk berukuran besar.
Kemudian di Simpang Empat Nabatiyasa, yakni di jalan Diponegoro-Hasanuddin juga perlu diwaspadai. Meski ruas jalannya cukup lebar namun truk dan kendaraan besar banyak melintas di ruas ini. Terakhir, ada titik macet simpang empat lonceng (jalan Hayam Wuruk - Jalan Dhoho)
Sedangkan untuk titik rawan pelanggaran, pemudik harus berhati-hati dan fokus saat berkendara melewati Jalan KH Ahmad Dahlan, Simpang Empat Kawi Jalan Bandar Ngalim-Urip Sumoharjo, juga Jalan Pattimura.
"Nah titik yang banyak menjadi jujukan adalah Jalan Hayam Wuruk sampai Jalan Dhoho yang banyak tempat kuliner menarik. Dari yang modern seperti kafe hingga yang tradisional seperti sentra tahu dan pecel. Begitu juga di Jalan Hayam Waruku," ujarnya.
Kuliner Khas Kota Kediri
Dua kuliner yang menjadi ikon Jalan Dhoho adalah nasi pecel dan tahu takwa. Nasi pecel, makanan khas Jawa Timur, terdiri dari nasi yang disajikan dengan berbagai jenis sayuran rebus dilengkapi siraman sambal kacang yang gurih dan sedikit pedas.
Pedagang nasi pecel di Jalan Dhoho seringkali menambahkan lauk khas seperti tempe goreng, rempeyek, dan serundeng yang semakin memperkaya cita rasa. Sementara tahu takwa menjadi sajian legendaris yang tak pernah kehilangan pesona. Tahu ini bertekstur lembut di dalam dan renyah di luar.
Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati menaruh perhatian besar pada peningkatan UMKM di Kota Kediri. Salah satu yang akan dikerjakannya dalam waktu dekat ini adalah perbaikan infrastruktur pedestrian demi mendukung berkembangnya UMKM di Kota Tahu.
Penataan pedestrian nanti, kata Vinanda, akan dilakukan mulai dari Tugu Kereta Api hingga ujung Jalan Stasiun yang terhubung dengan Jalan Dhoho Kediri. Ia berharap proyek ini dapat memberikan wajah baru bagi Kota Kediri terutama bagi para pengunjung yang datang.
"Gambarannya nanti dari pojok sini (Tugu Kereta Api) sampai ujung sana (ujung Jalan Stasiun) insya Allah akan dilakukan penataan pedestrian, agar nanti terlihat lebih rapi. Kota Kediri ketika ada pengunjung yang datang itu terlihat kalau Kota Kediri, wah kotanya indah. Menarik seperti itu," jelas Vinanda.
Wisata di Kota Kediri
Kota Kediri yang dikenal sebagai salah satu kota tertua di Jawa Timur menawarkan berbagai destinasi wisata religi yang menarik. Kota ini memiliki perpaduan antara sejarah, budaya, dan nilai-nilai spiritual yang menjadikannya tempat yang cocok bagi peziarah maupun wisatawan yang ingin menikmati nuansa religi.
Salah satu destinasi yang paling dikenal adalah Makam Sunan Geseng, yakni ulama yang diyakini murid Sunan Kalijaga dan sering dikunjungi peziarah. Selain itu ada juga Makam Mbah Wasil, seorang tokoh penyebar Islam di Kediri yang berada di kompleks Masjid Auliya.
Selain wisata makam, Kediri juga memiliki Masjid Agung yang menjadi ikon religi di kota ini. Masjid dengan arsitektur megah ini tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga destinasi wisata religi bagi masyarakat.
Tidak hanya tempat ibadah dan makam, wisata religi di Kediri juga mencakup peninggalan sejarah seperti Goa Selomangleng yang dikaitkan dengan legenda Dewi Kilisuci, putri Kerajaan Kediri yang memilih jalan spiritual. Goa ini kerap dikunjungi mereka yang ingin merasakan ketenangan dan mengenang sejarah kerajaan tempo dulu.
Program Jelajah Mudik Ramadan 2025 kali ini didukung oleh Ditlantas Polda Jatim, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur, Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur, Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Timur, Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya, Perumahan, dan Permukiman Banyuwangi, Dinas Perhubungan Banyuwangi, Polresta Malang Kota, PT Marga Harjaya Infrastruktur, PT Jasamarga Ngawi Kertosono Kediri, dan Kokoon Hotel Banyuwangi.
(dpe/iwd)