Perang sarung kembali muncul di Surabaya baik sebelum, saat, atau sesudah sahur selama Ramadan 2025. Patroli perang sahur digelar hingga pagi, Wali Kota Surabaya menyiapkan sanksi.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan Satpol PP bersama polisi dan TNI setiap hari akan melakukan patroli saat sahur hingga pagi hari demi mengantisipasi terjadinya perang sahur.
"Kadang jam 03.00 WIB selesai patroli, jam 04.00 WIB mlakune (perang sarung). Ini harus dilakukan terus. Mangkane penceng iki (Makanya pusing ini) TNI, Polri, pemerintah. Dipikir nggak kerjo, penceng iki. Kan nggak bisa membebankan TNI, Polri," kata Eri, Kamis (6/3/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Eri juga berharap partisipasi masyarakat untuk melaporkan bila ada perang sarung. Dengan begitu, semua pihak bergerak, baik warga, polisi, TNI, hingga pemerintah untuk menjaga kota selama ramadan.
"Salah satu contohnya mendidik anaknya, kalau sebelum sahur nggak boleh keluar, itu salah satu menjaga. Jadi bukan harus mendidik dengan harta, tidak. Tapi dengan pikirannya, fisiknya, hartanya. Paling tidak dengan kasih sayangnya anak nggak boleh keluar, itu menjaga agar tidak perang sarung. Kita sosialisasi ke orang tua," jelasnya.
Selain itu, pemkot juga menyiapkan sanksi bagi anak-anak yang melakukan perang sarung. Di mana akan dibawa wisata ke Liponsos.
Sanksi sosial akan diberikan kepada para pelaku perang sarung dengan merawat penghuni Liponsos. Tak hanya diberi sanksi, mereka juga akan mendapatkan edukasi agar tidak mengulangi terlibat perang sarung lagi.
"Dia kan anak kecil, butuh kasih sayang dan melihat ada orang yang membutuhkan, butuh perawatan. Digowo nang kuburan engkok (Dibawa ke makam), diedukasi kalau ada keluarga yang meninggal siapa yang menjaga dia," jelasnya.
"Kita sentuh dari hati, kalau diseneni nggak jadi apa-apa. Disiplin dan diberi hukuman menyadarkan, bukan merusak dan menjadi dendam," pungkasnya.
(ihc/fat)