Ratusan Siswa SMAN 1 Porong Langitkan Doa untuk Nafiri yang Tewas Kecelakaan

Ratusan Siswa SMAN 1 Porong Langitkan Doa untuk Nafiri yang Tewas Kecelakaan

Suparno - detikJatim
Senin, 03 Feb 2025 10:45 WIB
Doa bersama untuk korban kecelakaan SMAN 1 Porong SIdoarjo
Doa bersama untuk korban kecelakaan SMAN 1 Porong SIdoarjo (Foto: Suparno/detikJatim)
Sidoarjo -

Ratusan siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Porong (SMAN1P) menggelar istigasah untuk almarhum Nafiri Rimbi Maharani, yang meninggal dalam kecelakaan di KM 72 Jalan Tol Pandaan-Malang pada Sabtu (1/2/2025). Acara ini diselimuti dengan tangis haru para siswa.

Kegiatan istigasah ini diikuti oleh seluruh siswa mulai kelas 10 hingga kelas 12 di halaman SMAN1P, Kecamatan Porong, Sidoarjo, pada Senin (3/2/2025).

Kepala Sekolah SMAN1P, Ropinggi mengatakan, pihaknya bersama guru dan seluruh siswa melakukan istigasah untuk almarhum Nafiri Rimbi Maharani, yang meninggal dunia akibat musibah kecelakaan di KM 72 Jalan Tol Pandaan-Malang pada Sabtu (1/2/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Doa bersama ini dikhususkan untuk almarhum ananda Nafiri Rimbi Maharani, yang telah mendahului kita. Semoga almarhum mendapatkan tempat yang lebih baik di surga," kata Ropinggi usai melakukan istigasah, Senin (3/2/2025).

"Seperti kejadiannya adalah musibah. Bisa jadi ini teguran, bisa jadi ini kasih sayang Yang Kuasa. Pelajaran yang kita ambil dari sini adalah kita harus hati-hati, jangan saling menyalahkan," imbuh Ropinggi.

ADVERTISEMENT

Ropinggi menjelaskan, kegiatan pengambilan foto untuk history yearbook ini dikelola oleh siswa. Ia mengimbau, agar guru tidak menyalahkan siswa. Pihaknya juga akan melakukan evaluasi diri karena ini adalah musibah.

"Makanya saya imbau ke guru, walaupun kegiatannya dikelola anak-anak, kita hanya mendampingi saja. Jangan sampai menyalahkan mereka. Jangan gara-gara ini, kegiatan yang harusnya positif malah dibatalkan dan anak-anak menjadi trauma," jelas Ropinggi.

Ropinggi mengungkapkan bahwa program pengambilan foto history yearbook berasal dari inisiatif siswa. Mereka sangat bersemangat untuk membuat kenangan terbaik selama di SMAN1P.

"Kemudian, menyampaikan itu ke kami. Kami bilang jangan, nak. Kemudian mereka bilang, walaupun tidak diizinkan mereka akan berangkat sendiri. Tentu ini salah dan membuat kami khawatir serta berbahaya. Kemudian kita meminta agar dua guru mendampingi mereka," terang Ropinggi.

Ia menambahkan, pihaknya menyampaikan permohonan maaf apabila kebijakannya kurang tepat. Selain itu, ia mengharapkan dukungan agar sekolah bisa bangkit kembali. Dengan adanya peristiwa ini, anak-anak menghentikan semua kegiatan ini dengan sendirinya.

"Tersisa ada tiga siswa yang selamat dari musibah itu. Secara psikologis, mereka memang agak tertekan melihat teman-temannya seperti tadi. Jika langsung melakukan pembelajaran, itu tidak mungkin. Anak-anak ini sudah kami kondisikan. Hari ini ada pendampingan dari BK serta wali kelas supaya mereka bisa pulih secara psikis, baru setelah itu kegiatan belajar mengajar bisa kembali dilakukan," imbuh Ropinggi.

"Kami sebagai kepala sekolah memohon maaf kepada orang tua, karena musibah ini tidak pernah diharapkan oleh siapa pun. Namun, karena sudah terjadi, kami tetap harus bertanggung jawab. Kami memberikan izin kepada anak-anak untuk mengikuti kegiatan ini karena merupakan program sekolah, tetapi kami juga berusaha sebijak mungkin. Kami segenap kepala sekolah dan guru meminta maaf sebesar-besarnya kepada orang tua, masyarakat, pimpinan, serta sekolah lainnya," tandas Ropinggi.




(hil/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads