Kecelakaan tunggal bus di KM 72 Tol Pandaan-Malang menyebabkan dua orang meninggal dunia. Kepala Sekolah SMA Negeri 1 (SMANIP) sempat melarang kegiatan pembuatan foto buku tahunan (history year books) di Malang.
Kepala SMANIP Ropinggi mengatakan, bus rombongan siswa berencana akan melakukan pembuatan foto buku tahunan di dua lokasi wisata Malang. Kedua tempat itu adalah Kayutangan dan Alun-alun Kota Malang.
"Kami sebenarnya sempat melarang kegiatan pembuatan pengambilan foto history year books," kata Ropinggi melalui telepon selulernya, Minggu (2/2/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ropinggi menjelaskan, yang mengalami musibah kecelakaan tunggal di KM 72 jalan Tol Pandaan-Malang itu merupakan siswa kelas XII-7. Rombongan siswa sebanyak 31 orang itu berangkat menggunakan bus polisi.
"Karena jarak dari sekolahnya terlalu jauh, dan pada bayar," jelas Ropinggi.
Ia menyebut pihak sekolah sempat tidak mengizinkan siswa kelas XII-7 untuk pergi ke luar kota hanya untuk melakukan pemotretan foto album kelulusan. Apalagi sampai membebani biaya.
"Kami juga tidak menginginkan kegiatan tersebut membebani para wali murid dan siswanya, karena ongkos transportasi ditanggung secara mandiri," imbuh Ropinggi.
Untuk diketahui, kecelakaan tunggal tersebut terjadi kemarin Sabtu (1/2/2025) sekitar pukul 11.35 WIB. Pengemudi bus Khoirul (60), seorang pensiunan anggota Brimob, dan satu siswi warga Porong meninggal dunia.
Bus tersebut mengangkut 31 siswa dari SMA Negeri 1 Porong dan dua guru pendamping. Mereka berencana melakukan pembuatan foto buku tahunan di Kayutangan dan Alun-alun Kota Malang.
(irb/iwd)