Warga Tambak Bayan Surabaya memiliki tradisi khusus untuk merayakan tahun baru Imlek. Warga Tambak Bayan menggelar pertunjukan barongsai dipadu dengan kesenian jaranan rea reo.
Kegiatan ini digelar di Jalan Tambak Bayan, Kecamatan Bubutan, Surabaya. Umat Khonghucu berbaur bersama warga, dan sangat antusias menonton acara pertunjukan tersebut.
Acara dimulai dengan pertunjukan seni jaranan dan bantengan yang ditampilkan anak-anak muda di kampung tersebut. Para pemuda-pemudi tersebut berbagi peran, ada yang menjadi caplokan, bantengan, hingga unsur pendukung lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua RT 2 RW 2 Kampung Tambak Bayan Piyono mengungkapkan, acara pagelaran ini merupakan agenda rutin yang ditampilkan warga Tambak Bayan dalam merayakan tahun baru Imlek.
"Selain barongsai, acara ini juga dirangkai dengan jaranan rea reo dan pameran di rumah besar," kata Piyono dalam keterangannya, Rabu (29/1/2025).
Piyono menjelaskan kolaborasi antara seniman barongsai dengan rea reo bertujuan menyampaikan pesan saling toleransi serta gotong royong antar etnis di Tambak Bayan. Warga Tambak Bayan bersama relawan juga bersama-sama memasang pernak-pernik Imlek seperti lampion merah di sepanjang jalan.
Piyono menambahkan, warga Kampung Tambak Bayan ingin memberi pesan kepada seluruh warga, khususnya di Surabaya, untuk bersatu meski berbeda etnis dan agama.
"Kami menyampaikan pesan kebersamaan dalam keberagaman," tambahnya.
Selain petunjukan jaranan dan bantengan, ada juga pertunjukan barongsai. Kelompok barongsai ini berkeliling ke perkampungan di Tambak Bayan.
Uniknya, ada warga yang memberikan angpau kepada para seniman barongsai. Angpau-angpau tersebut tidak hanya diberikan secara langsung oleh warga, tapi ada juga yang ditempel di atap-atap rumah warga.
Untuk mendapat angpau tersebut, seniman barongsai harus melakukan atraksi 'Wu Shi' atau 'Lion Dance' untuk bisa menggaet masing-masing angpau. Atraksi ini menggambarkan layaknya kegagahan seekor singa yang sedang berdiri dengan dua kaki.
(irb/fat)