Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya Arif Fathoni mengusulkan pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di sekolah-sekolah tetap berlangsung selama Ramadan. Namun, dia usulkan ada sejumlah penyesuaian.
Menurutnya, program ini dapat dijalankan dalam format yang lebih relevan dengan situasi Ramadan. Misalnya, dengan menyediakan susu kemasan, buah, dan kurma yang dapat dibawa pulang siswa.
"Di bulan Ramadan, jam belajar siswa biasanya berubah. Karena itu, saya usul agar MBG diberikan dalam bentuk lebih fleksibel. Misalnya, susu kemasan, buah, atau kurma yang bisa dibawa pulang siswa untuk berbuka puasa bersama keluarga," ujar Arif dalam keterangan kepada detikJatim, Sabtu, (25/1/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Politisi Golkar Surabaya ini juga menekankan konsep membawa pulang makanan bergizi memiliki nilai edukasi yang penting, terutama dalam mengajarkan toleransi sejak dini.
"Di sekolah-sekolah ada siswa yang non-muslim. Dengan membawa pulang makanan ini, mereka tetap bisa menikmatinya bersama keluarga tanpa terpengaruh jadwal berbuka puasa. Ini adalah bentuk pembelajaran toleransi yang bisa ditanamkan sejak dini," jelasnya.
Selain itu, kata Arif, program MBG selama Ramadan juga memiliki potensi untuk mendukung perekonomian masyarakat kecil, khususnya pelaku UMKM yang terlibat sebagai penyedia bahan pangan.
"Program ini harus dilihat sebagai roda penggerak ekonomi. Jika makanan atau minuman yang diberikan berasal dari UMKM lokal, maka secara langsung program ini bisa membantu meningkatkan pendapatan keluarga mereka," tambahnya.
Ia berharap pemerintah kota dapat mendukung usulan ini, sehingga program MBG tidak hanya memberikan manfaat bagi siswa, tetapi juga menjadi solusi inklusif yang mendukung berbagai aspek, mulai dari pendidikan karakter hingga pemberdayaan ekonomi masyarakat.
"Ramadan adalah momen yang sangat baik untuk menanamkan nilai-nilai toleransi, berbagi, dan gotong-royong. Program MBG harus menjadi bagian dari semangat ini," pungkasnya.
(dpe/iwd)