Haru campur bahagia terlihat dari wajah Mbah Amad, veteran perang. Setelah puluhan tahun mencari dia akhirnya menemukan makam istrinya, Supiah.
Momen mengharukan itu terjadi di Desa Penanggal, Kecamatan Candipuro, Lumajang. Kakek 103 tahun itu tak mampu menyembunyikan air matanya.
Veteran perang yang terlibat insiden bersejarah Perobekan Bendera Belanda di Hotel Yamato, Surabaya itu telah malang melintang mencari makam istrinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Istri saya meninggal tahun 1954 waktu saya bertugas perang. Waktu itu saya berangkat tugas tidak sempat pamit," ujarnya kepada detikJatim, Kamis (23/1/2025).
"Sekitar 70 tahun saya mencari dan akhirnya bisa menemukan makamnya di sini," ujar Amad dengan suara yang masih bergetar.
Cinta Amad terhadap istrinya Supiah abadi meski keduanya dipisahkan maut. Sepanjang hidupnya Amad berjuang demi negara dan demi cintanya.
Kala itu, sebagai tentara, Amad harus siap ditugaskan ke mana pun dan kapan pun. Indonesia tengah mempertahankan kemerdekaan yang baru diproklamirkan.
Perintah itu turun. Dia ditugaskan mengusir Belanda di daerah Sulawesi Utara. Demi tugas negara tersebut, dia rela berpisah dengan sang istri. Padahal mereka baru 3 bulan menikah.
"Saya ditugaskan ke Sulawesi utara untuk berjuang melawan penjajah sehingga harus berpisah dengan istri," ujarnya.
Amad berhasil selamat dari pertempuran yang pecah sejak 14 Februari 1946 di Manado, yang kini dikenal dengan Pertempuran Merah Putih.
Namun, setelah peperangan itu dia harus memulai perjuangan lebih panjang. Dia mendengar sang istri meninggal pada 1954.
Sejak 1955 Amad melakukan pencarian keberadaan sang istri. Setelah pencarian yang sangat panjang itu pada akhirnya dia temukan makam Supiah.
(dpe/iwd)