- Apa Itu Tanah Longsor?
- Tanda-tanda Tanah Longsor
- Faktor Penyebab Tanah Longsor 1. Hujan 2. Lereng Terjal 3. Tanah Kurang Padat dan Tebal 4. Batuan Kurang Kuat 5. Jenis Tata Lahan 6. Getaran 7. Susut Muka Air Danau atau Bendungan 8. Adanya Beban Tambahan 9. Pengikisan atau Erosi 10. Material Timbunan pada Tebing 11. Penggundulan Hutan 12. Daerah Pembuangan Sampah
- Cara Mencegah Tanah Longsor
Bencana tanah longsor belakangan ini seringkali terdengar. Korban dan kerugian ekonomi timbul akibat bencana ini. Salah satunya bencana banjir dan longsor terjadi di Desa Kasimpar, Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. Hingga kini, tercatat korban tewas telah mencapai 20 orang. Tim SAR juga masih mencari korban yang hilang.
Berada di pertemuan tiga lempeng dunia yaitu lempeng Eurasia, lempeng Pasifik, dan lempeng Australia memang menjadi berkah sekaligus ancaman bagi Indonesia. Sehingga penting untuk mengetahui jenis-jenis bencana yang mengancam agar masyarakat bisa bersiap. Berikut rangkuman terkait tanah longsor yang dihimpun detikjatim.
Apa Itu Tanah Longsor?
Mengutip dari situs Kementerian ESDM, tanah longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran tersebut, bergerak ke bawah atau keluar lereng.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Proses ini disebabkan air yang meresap ke dalam tanah akan menambah bobot tanah. Jika air tersebut menembus sampai tanah kedap air yang berperan sebagai bidang gelincir, maka tanah menjadi licin dan tanah pelapukan di atasnya akan bergerak mengikuti lereng dan keluar lereng.
Masih dari sumber yang sama, ada enam jenis tanah longsor, yakni longsoran translasi, longsoran rotasi, pergerakan blok, runtuhan batu, rayapan tanah, dan aliran bahan rombakan. Jenis longsoran translasi dan rotasi paling banyak terjadi di Indonesia. Sedangkan, longsoran paling banyak memakan korban jiwa adalah aliran bahan rombakan.
Tanda-tanda Tanah Longsor
Secara teori, menurut sumber yang sama, pada prinsipnya tanah longsor terjadi bila gaya pendorong pada lereng lebih besar daripada gaya penahan. Gaya penahan umumnya dipengaruhi kekuatan batuan dan kepadatan tanah.
Sedangkan gaya pendorong dipengaruhi besarnya sudut lereng, air, beban, serta berat jenis tanah batuan. Berikut beberapa gejala yang harus diwaspadai sebagai tanda-tanda datangnya tanah longsor.
- Munculnya retakan-retakan di lereng yang sejajar dengan arah tebing.
- Biasanya terjadi setelah hujan.
- Munculnya mata air baru secara tiba-tiba.
- Tebing rapuh dan kerikil mulai berjatuhan.
Faktor Penyebab Tanah Longsor
Selain itu, ada beberapa faktor pendukung yang bisa menyebabkan tanah longsor. Beberapa faktor pendukung terjadi tanah longsor, di antaranya sebagai berikut.
1. Hujan
Awal musim hujan menjadi waktu yang sangat rawan dan berpotensi menimbulkan tanah longsor. Terlebih jika hujan turun dengan intensitas sedang hingga berat.
Hal ini dikarenakan pada musim kemarau yang panjang terjadi penguapan air dari tanah dalam jumlah besar. Hal ini menyebabkan munculnya pori-pori atau rongga tanah hingga terjadi retakan dan merekahnya tanah permukaan.
Hujan lebat pada awal musim dapat menimbulkan longsor, karena melalui tanah yang merekah, air akan masuk dan terakumulasi di bagian dasar lereng, sehingga menimbulkan gerakan lateral. Tanah longsor dapat dicegah jika ada tumbuhan dengan akar yang kuat sehingga dapat mengikat tanah.
2. Lereng Terjal
Lereng atau tebing yang terjal akan memperbesar gaya pendorong. Lereng yang terjal terbentuk karena pengikisan air sungai, mata air, air laut, dan angin.
3. Tanah Kurang Padat dan Tebal
Jenis tanah yang kurang padat adalah tanah lempung atau tanah liat dengan ketebalan lebih dari 2,5 m dan sudut lereng lebih dari 220. Tanah jenis ini memiliki potensi untuk terjadinya tanah longsor terutama bila terjadi hujan. Tanah ini sangat rentan pergerakan karena menjadi lembek terkena air dan pecah ketika hawa terlalu panas.
4. Batuan Kurang Kuat
Batuan yang berasal dari endapan gunung api dan batuan sedimen berukuran pasir dan campuran antara kerikil, pasir, dan lempung umumnya kurang kuat. Batuan tersebut akan mudah menjadi tanah bila mengalami proses pelapukan, dan umumnya rentan terhadap tanah longsor bila terdapat pada lereng yang terjal.
5. Jenis Tata Lahan
Jenis tata lahan menentukan potensi terjadinya tanah longsor. Daerah sawah dan ladang yang akarnya kurang kuat membuat tanah menjadi lembek dan jenuh dengan air, sehingga mudah terjadi longsor.
6. Getaran
Getaran yang timbul akibat berbagai sebab seperti gempa bumi, ledakan, getaran mesin, maupun getaran lalu lintas kendaraan. Getaran ini bisa mengakibatkan badan jalan, lantai, hingga dinding rumah menjadi retak.
7. Susut Muka Air Danau atau Bendungan
Menyusutnya permukaan air dalam waktu singkat membuat gaya penahan lereng menjadi hilang, sehingga mudah menimbulkan longsoran
8. Adanya Beban Tambahan
Adanya bangunan atau jalan di atas lereng akan memperbesar gaya dorong yang berpotensi menyebabkan terjadinya longsor, terutama di sekitar tikungan jalan pada daerah lembah. Akibatnya, sering terjadi penurunan tanah dan retakan yang arahnya ke arah lembah.
9. Pengikisan atau Erosi
Pengikisan salah satunya diakibatkan penggundulan hutan di sekitar tikungan sungai, tebing, sehingga membuat semakin terjal.
10. Material Timbunan pada Tebing
Guna memperluas lahan pemukiman, beberapa pengembang seringkali memotong tebing atau menimbun lembah. Tanah ini belum terpadatkan dengan sempurna sehingga rawan menimbulkan longsor.
11. Penggundulan Hutan
Kurang pohon yang mampu mengikat air, sangat mudah memicu tanah longsor.
12. Daerah Pembuangan Sampah
Penggunaan lapisan tanah yang rendah untuk pembuangan sampah dalam jumlah banyak dapat mengakibatkan tanah longsor apalagi ditambah dengan guyuran hujan.
Cara Mencegah Tanah Longsor
Bencana tanah longsor amat berbahaya karena bukan hanya mengakibatkan hilangnya harta benda akibat timbunan tanah, tetapi juga menimbulkan korban luka hingga Jiwa. Berikut beberapa langkah yang bisa diterapkan masyarakat untuk mencegah tanah longsor.
- Jangan mencetak sawah dan membuat kolam pada lereng bagian atas di dekat pemukiman.
- Buatlah lahan dengan sistem terasering (sengkedan) yang posisinya berada di samping pemukiman.
- Segera tutup retakan tanah dengan tanah yang dipadatkan agar air tidak masuk dalam tanah.
- Jangan menggali di Bawah lereng terjal.
- Jangan menebang pohon di lereng.
- Jangan membangun rumah di bawah tebing.
- Jangan mendirikan permukiman di tepi lereng yang terjal.
- Jangan mendirikan bangunan di bawah tebing yang terjal.
- Jangan memotong tebing jalan menjadi tegak.
- Jangan mendirikan rumah di tepi sungai yang rawan erosi.
(ihc/irb)